Latar Belakang : Pneumonia salah satu penyakit infeksi pada sistem pernapasan yaitu peradangan pada jaringan paru-paru (alveoli) yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen, sering terjadi pada anak yang menyebabkan penumpukan sekret pada jalan napas sehingga mengalami sesak napas, maka tindakan mandiri pertama perawat yaitu memberikan pengaturan posisi semi fowler dengan sudut 30-45ÂșC tujuannya untuk memaksimalkan ekspansi paru. Tujuan : Untuk menilai penerapan posisi semi fowler terhadap kepatenan jalan napas pada pasien pneumonia di Ruang Kenanga RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang. Metode : Alat pengumpulan data yang digunakan adalah: Wawancara, Observasi dengan menggunakan lembar observasi dan pemeriksaan fisik. Hasil : Sebelum pemberian posisi semi fowler peneliti melakukan pengkajian, ditemukan 6 tanda ketidakpatenan jalan napas pada pasien 1: tampak gelisah, batuk produktif (sputum berwarna hijau), bunyi napas ronchi pada paru kiri lobus atas, sesak napas, RR:36x/menit, SPO2 96%, dan ditemukan 7 tanda ketidakpatenan jalan napas pada pasien 2: pilek, batuk produktif (lendir), suara napas rochi pada paru kiri lobus atas, sesak napas, napas cepat RR:56x/menit, napas cuping hidung, SPO2: 93%. Setelah melakukan posisi semi fowler tanda ketidakpatenan jalan napas pada pasien 1 berkurang menjadi 2: batuk berdahak dan bunyi napas ronchi pada paru kiri lobus atas, sedangkan pada pasien 2 tanda ketidakpatenan jalan napas berkurang menjadi 3: napas ronchi pada paru kiri lobus atas, pilek, batuk produktif. Peneliti menyimpulkan, penerapan posisi semi fowler pada pasien 1 dan 2 dengan pneumonia efektif terhadap kepatenan jalan napas. Kesimpulan : penerapan posisi semi fowler pada anak dengan pneumnia selama 30 menit efektif terhadap kepatenan jalan napas. Saran: Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian secara ilmiah dengan menggunakan metode pendekatan asuhan keperawatan.
Copyrights © 2024