Pembatasan aktivitas sosial akibat Pandemi Covid-19 membuat praktik pergerejaan, khususnya peribadahan harus dilakukan secara daring. Penelitian ini melihat Bagaimana anggota gereja GBI Miracle Service Yogyakarta, sebuah gereja yang sebelumnya tidak memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan ibadah secara daring, beradaptasi dan menggunakan media digital untuk memenuhi kebutuhan spiritual pandemi. Penelitian ini menggunakan metode netnografi, dengan kacamata kajian cyber-spirituality dan teori mediatisasi. Peneliti menemukan bahwa ibadah daring dimaknai sebagai suatu alternatif yang bersifat sementara, yang tidak dapat menggantikan ibadah fisik. Adaptasi dilakukan dengan signifikan melalui fitur-fitur platform yang ada, sehingga pola interaksi anggota gereja dipengaruhi oleh logika media.
Copyrights © 2025