Propaganda politik yang menggunakan teknologi digital, pesan-pesan propaganda juga menjadi hal penting untuk dikaji di samping para aktor. Di satu sisi, pesan propaganda menjadi sarana untuk menyampaikan pesan yang bertujuan menjaga citra baik kandidat yang didukung, serta untuk menjatuhkan citra kandidat lawan di sisi lain. Pesan propaganda dapat dipilah ke dalam tiga kategori, yaitu disinformasi, malinformasi, dan misinformasi. Pesan propaganda dapat dilihat dengan mengamati topik-topik tertentu yang berhubungan dengan politik selama pemilihan umum, khususnya pemilihan presiden (pilpres) tahun 2024. Topik yang ramai diperbincangkan oleh warganet di X selama pilpres 2024 menjadi sarana untuk menyebarkan pesan propaganda baik yang bertujuan mendukung kandidat tertentu atau menyerang kandidat lawan. Selama pilpres tahun 2024 di Indonesia, pesan propaganda banyak bertebaran di media sosial, termasuk di X yang dulunya bernama Twitter. Semua kandidat dalam pilpres tahun 2024 tidak dapat menghindar dari upaya serangan propaganda dengan tujuan menjatuhkan citranya. Pilpres tahun 2024 menunjukkan bahwa warganet di X tidak terbelah seperti Cebong dan Kampret pada pilpres tahun 2019. Oleh karena itu, pesan-pesan propaganda lebih ditujukan kepada para kandidat bukan kepada para pendukung kandidat. Pesan propaganda yang disebarkan di X dapat berupa kalimat naratif, gambar, video, dan audio. Bahkan, terdapat pesan propaganda yang dibuat dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan. Penggunaan teknologi kecerdasan buatan merupakan hal baru dalam propaganda selama pemilihan presiden di Indonesia.
Copyrights © 2025