Tingginya angka konflik pertanahan di Indonesia menggambarkan kompleksnya persoalan agraria seperti tumpang tindihnya kepemilikan lahan, ketidakadilan struktural, dan lemahnya penegakan hukum. Konflik Dago Elos misalnya, yang berakar pada sengketa lahan antara warga Dago Elos dan pihak yang mengklaim hak atas tanah. Konflik ini mencerminkan pertentangan kepentingan antara kelas penguasa dan kelas tertindas. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pertentangan kelas dan komunikasi kesadaran kolektif yang terjadi pada konflik agraria di Dago Elos, Bandung, menggunakan perspektif teori Karl Marx dan konsep Komunikasi Tindakan Kolektif serta metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan literature review dan analisis dokumentasi berita untuk menggali perlawanan warga serta upaya mereka dalam memperjuangkan hak atas tanah. Temuan penelitian menunjukkan bahwa konflik kelas tidak hanya melibatkan aspek material, namun juga menyentuh kesadaran kolektif warga yang merupakan elemen penting dalam memperkuat solidaritas dan perjuangan melawan ketidakadilan struktural. Kesadaran kolektif tercermin melalui berbagai aksi kreatif, seperti teatrikal, musik, dan protes yang diorganisasi secara mandiri oleh warga. Mengacu pada teori Karl Marx, penelitian ini mengidentifikasi bahwa sengketa lahan di Dago Elos merupakan manifestasi nyata dari ketimpangan struktural dan relasi kekuasaan yang timpang dalam masyarakat kapitalis. Penelitian ini berkontribusi pada kajian kritis mengenai konflik agraria dan pentingnya membangun kesadaran kolektif dalam mendorong perubahan sosial.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025