Tradisi "mamat" atau konsumsi sirih pinang merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur. Selain memperkuat ikatan sosial dan budaya, tradisi ini memiliki implikasi kesehatan melalui kandungan kimiawi sirih dan pinang. Penelitian ini bertujuan menganalisis tradisi "mamat" dari perspektif etnosains dan mengintegrasikannya dalam pembelajaran sains melalui pendekatan Education for Sustainable Development (ESD). Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan studi literatur dengan mengumpulkan, menelaah, dan mensintesis informasi dari 26 artikel terkait etnosains, sirih pinang, dan aspek sosial dari aktivitas mengonsumsi sirih pinang. Hasil kajian menunjukkan bahwa sirih mengandung senyawa antiseptik, sedangkan pinang mengandung alkaloid stimulan. Namun, konsumsi jangka panjang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan seperti kanker mulut. Studi ini juga mengusulkan integrasi tradisi "mamat" ke dalam pembelajaran sains untuk memberikan pemahaman mendalam kepada siswa mengenai perlunya keseimbangan antara pelestarian budaya dan pengelolaan risiko kesehatan. Simpulan dari penelitian ini menekankan pentingnya menggabungkan nilai-nilai budaya dengan pengetahuan ilmiah untuk mendorong kesadaran siswa tentang keberlanjutan sosial dan kesehatan.
Copyrights © 2025