ABSTRAK Skabies merupakan penyakit kulit yang sering terjadi pada populasi padat dan disertai dengan kebersihan diri yang buruk. Pesantren merupakan tempat yang memiliki jumlah populasi yang besar. Santri yang tinggal di pesantren berisiko menderita penyakit ini. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan santri dalam pencegahan penularan skabies dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren. Menggunakan sabun mandi, baju, dan handuk secara bersama-sama serta tidak menjemur tempat tidur setiap hari menyebabkan penularan penyakit ini sangat cepat di pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap santri dalam pencegahan skabies dengan pendidikan kesehatan berbasis pendekatan bahasa Madura. Desain dalam penelitian ini adalah pre-post-test. Jumlah sampel sebesar 51 responden yang diseleksi dengan menggunakan stratified random sampling. Variabel penelitian adalah edukasi dengan bahasa Madura dan perilaku pencegahan penularan skabies. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis menggunakan Wilcoxon signed rank test dengan tingkat kemaknaan p<0.05 SPPS 23. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah pendidikan dengan nilai p= 0,011 dan nilai p= 0,001. Penyuluhan kesehatan tentang pencegahan penularan skabies dapat dilakukan di pondok pesantren dengan pendekatan budaya dengan bahasa daerah. Pendekatan budaya seperti bahasa Madura memudahkan orang untuk memahami informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan. Kata kunci: pengetahuan, sikap, pencegahan penularan, skabies, santri, bahasa madura
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022