Erosi tanah merupakan masalah lingkungan utama di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sekadau, Kalimantan Barat, terutama akibat perubahan tutupan lahan dan praktik pertanian yang kurang berkelanjutan, seperti pembukaan lahan secara masif dan minimnya teknik konservasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan laju erosi di bagian tengah DAS Sekadau menggunakan metode Universal Soil Loss Equation (USLE). Data yang digunakan meliputi faktor curah hujan (R), erodibilitas tanah (K), topografi (LS), tutupan lahan (C), dan upaya konservasi (P). Hasil analisis menunjukkan bahwa laju erosi tahunan di wilayah studi mencapai 83.555,395 (ton/ha/tahun), dengan lahan terbuka menjadi penyumbang terbesar (82,75%) akibat minimnya vegetasi penahan erosi. Hutan primer dan sekunder memiliki tingkat erosi yang relatif rendah, masing-masing 27,783 (ton/ha/tahun) dan 208,367 (ton/ha/tahun), karena tutupan vegetasi yang rapat. Sementara itu, sawah menunjukkan nilai erosi terendah (58,007 (ton/ha/tahun)) karena luas area yang kecil dan sistem pengelolaan air yang lebih terkontrol. Temuan ini mengindikasikan bahwa degradasi tanah di DAS Sekadau dipicu oleh alih fungsi lahan dan serta perilaku manusia yang membahayakan lingkungan. Penelitian ini menekankan pentingnya reboisasi pada lahan kritis, penerapan teknik konservasi (seperti terasering dan penggunaan mulsa), serta pengelolaan lahan berbasis keberlanjutan untuk mengurangi dampak erosi. Langkah-langkah tersebut tidak hanya melindungi kesuburan tanah, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem DAS Sekadau secara holistik.
Copyrights © 2024