Fistula enterokutan adalah komunikasi abnormal antara usus dan kulit. Fistula enterokutan paling sering berkembang sebagai komplikasi pasca operasi operasi usus. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa fenitoin dapat meningkatkan penyembuhan luka dan menginduksi fibrosis yang lebih cepat. Kami menyajikan kasus fistula enteroketan pasca-eksplorasi laparatomi dan adhesi usus lisis yang diobati menggunakan fenitoin. Fistula enterokutan (ECF) mewakili kondisi klinis yang menantang yang sering menyebabkan morbiditas yang berkepanjangan dan peningkatan biaya perawatan kesehatan. Manajemen ECF biasanya melibatkan dukungan nutrisi, drainase, dan, dalam beberapa kasus, intervensi bedah. Namun, proses penyembuhan fistula ini bisa lambat dan rumit oleh berbagai faktor seperti infeksi, kekurangan gizi, dan penyembuhan jaringan yang buruk. Laporan kasus ini mengeksplorasi penggunaan fenitoin, antikonvulsan yang dikenal karena peran potensialnya dalam penyembuhan luka, sebagai terapi tambahan untuk meningkatkan proses penyembuhan fistula enterokutan. Pasien dalam laporan ini mengalami ECF kronis setelah operasi perut dan menunjukkan penutupan parsial meskipun manajemen konvensional. Fenitoin diberikan sebagai bagian dari rejimen terapeutik, dan perbaikan penting dalam penutupan fistula diamati. Kasus ini memberikan bukti awal yang menunjukkan bahwa fenitoin mungkin memiliki efek menguntungkan pada penyembuhan luka, terutama dalam kasus di mana perawatan tradisional gagal mempercepat penutupan. Mekanisme yang diusulkan melibatkan modulasi sintesis kolagen dan aktivitas fibroblas, yang penting untuk perbaikan jaringan. Sementara studi lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi temuan ini, kasus ini menyoroti potensi fenitoin sebagai pilihan pengobatan alternatif untuk meningkatkan penyembuhan fistula enterokutan, terutama pada pasien dengan kasus refrakter.
Copyrights © 2025