Luka bakar muncul akibat adanya cidera kontak lanngsung dengan sumber panas. Kondisi ini menjadi penyebab utama cidera dan kematian. Daun enceng gondok memiliki kandungan metabolit sekunder yang memiliki banyak efek farmakologi. Tujuan penelitian adalah menganalisis hasil potensi ekstrak enceng gondok secara in vivo sebagai terapi penyembuh luka bakar. Kelompok perlakuan dibagi menjadi 5 kolompok yaitu kontrol positif (Bioplacenton), kontrol negatif (Vaselin), konsentrasi ekstrak 2,5%, konsentrasi ekstrak 5%, dan konsentrasi ekstrak 7,5%. Parameter pengamatan yang digunakan adalah diameter luka bakar selama 14 hari dan hasil deskriptif histologi yang dikorbankan pada hari ke-15. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dengan konsentrasi terbaik adalah 7,5%, kemudian diikuti konsentrasi 5% dan 2,5%. Penelitian ini menjadi dasar pengembangan penelitian berikutnya dalam proses pengembangan produk penyembuh luka berbahan dasar ekstrak enceng gondok. Kata Kunci: Daun Enceng Gondok, Ekstrak, Histologi, Luka Bakar Burns occur due to direct contact injury with a heat source. This condition is the leading cause of injury and death. Water hyacinth leaves contain secondary metabolites that have many pharmacological effects. This study aimed to analyze the potential results of water hyacinth extract in vivo as a burn healing therapy. The treatment group was divided into 5 groups: positive control (Bioplacenton), negative control (Vaseline), extract concentration of 2.5%; 5%; and 7.5%. The observation parameters used were the diameter of the burn wound for 14 days and the descriptive results of histology sacrificed on the 15th day. The results showed that all treatments showed significant differences, with the best activity concentration being 7.5%, followed by 5% and 2.5%. This study is the basis for developing subsequent research in developing wound healing products based on water hyacinth extract.
Copyrights © 2025