Perempuan kerap dihadapkan dengan perasaan ragu antara keinginan dan perasaan khawatir saat harus membuka diri dalam media sosial. Keraguan yang ditimbulkan terjadi akibat adanya ekspektasi sosial yang dianggap harus dipenuhi. Oleh karna itu, akun kedua seringkali digunakan sebagai sarana keterbukaan diri secara lebih bebas. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana akun kedua dapat mendukung keterbukaan diri perempuan generasi Z dalam berbagi cerita dan perasaan. Metodelogi dalam penelitian melakukan wawancara mendalam bersama lima informan dengan akun instagram berbeda. dalam hasil wawancara ditemukan terdapat dua informan yang menempati dua area berbeda dalam teori Johari Window, yaitu area buta dan area tersembunyi, sedangkan tiga lainnya menempati area terbuka. Dalam hasil analisis pada teori komunikasi identitas ditemukan bahwa seluruh informan sepakat membantung citra diri di akun utamanya sebagai perempuan yang estetis dan menarik, namun di dalam akun keduanya mereka cenderung menampilkan identitas dari sisi yang negatif maupun positif yang tidak ditampilkan dalam akun utamanya.
Copyrights © 2025