Menurut data Kementerian Perindustrian Republik Indonesia pada tahun 2022, penggunaan karet alam didominasi oleh perindustrian ban sebesar 14.219 ton (GAPKINDO, 2022). Ban bekas mengandung senyawa hidrokarbon, yaitu polystyrene yang sulit terurai oleh lingkungan. Salah satu alternatif pengolahan ban bekas adalah dengan mengkonversi ban bekas menjadi bahan bakar dengan memecah komponen hidrokarbon panjang menjadi hidrokarbon pendek dengan panas tanpa oksigen serta bentonit sebagai katalisnya menggunakan Unit Thermal Catalytic Cracking. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bahan bakar cair yang dihasilkan dari Unit Thermal Catalytic Cracking. Dalam penelitian ini katalis divariasikan pada 2%; 4%; 6%; 8%; 10% dari 2 kg berat ban bekas dengan kondisi operasi perengkahan pada temperatur 300oC selama 180 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi optimum diperoleh dengan persentase 8% bentonit menghasilkan rendemen bahan bakar cair sebesar 12,76%, nilai kalor sebesar 10.985 cal/gr, densitas sebesar 0,823 gr/ml, oAPI Gravity sebesar 40,34, viskositas sebesar 2,19 mm2/s, dan titik nyala pada 52oC. Analisis GC-MS dari sampel bahan bakar cair pada kondisi optimum menunjukkan kandungan gasoline sebesar 29,20%, kerosin 29,20%, diesel 48,93% dan pelumas 11,30%. Sehingga bahan bakar cair yang dihasilkan dominan mengandung diesel.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025