Penggunaan obat yang rasional memungkinkan pasien mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan kebutuhannya seperti dosis dan waktu pengobatan yang tepat, serta biaya yang paling rendah. Indikator peresepan obat WHO/INRUD dan Index of Rational Drug Prescribing adalah metode yang bermanfaat untuk mengukur penggunaan obat berdasarkan beberapa komponen peresepan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi peresepan obat di sebuah klinik swasta non-profit di Yogyakarta berdasarkan indikator peresepan obat dan IRDP. Penelitian ini adalah observasional, potong lintang, retrospektif yang dilaksanakan di sebuah klinik pratama di Yogyakarta. Diteliti 355 resep obat yang sesuai kriteria inklusi dan tidak tereksklusi. Resep obat dianalisis secara deskriptif menggunakan indikator peresepan obat WHO/INRUD dan dilanjutkan dengan IRDP. Ditemukan rata-rata jumlah obat diresepkan per kunjungan adalah 3,1 ± 1. Persentase peresepan nama generik (74,7%) dan kunjungan dengan injeksi (0,3%). Persentase kunjungan dengan antibiotik adalah 35,2%. Persentase obat pada formularium setempat adalah 99,9%, mendekati nilai rujukan. Nilai indeks non-polifarmasi (0,58), antibiotik rasional (0,76), dan nama generik (0,75) lebih rendah dari nilai optimal. Indeks penggunaan sesuai formularium (0,99) mendekati nilai optimal, indeks penggunaan injeksi rasional optimal (>1). Peresepan obat perlu diteliti lebih lanjut terkait peresepan banyak obat, penggunaan antibiotik, maupun peresepan dengan nama generik.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025