Permasalahan gizi atau stunting dapat menghambat pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, serta fungsi kognitif anak. Dampak jangka panjang yang dapat terjadi meliputi penurunan tingkat kecerdasan, sistem imun yang melemah sehingga anak lebih rentan terhadap penyakit, serta peningkatan risiko munculnya penyakit tidak menular dan degeneratif di masa depan. Pada tahun 2023, angka kejadian stunting di Kabupaten Tanah Laut menunjukkan bahwa Puskesmas Padang Luas memiliki prevalensi tertinggi sebesar 43,75%, diikuti oleh Puskesmas Angsau (24,45%), Bentok Kampung (11,66%), Jorong (11,03%), dan Bati-Bati (9,51%). Dengan persentase tertinggi, Puskesmas Padang Luas menempati peringkat pertama dalam kasus stunting di Kabupaten Tanah LautPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pemberian makanan tambahan bagi balita stunting berusia 24-59 bulan di wilayah kerja UPT Puskesmas Padang Luas pada tahun 2023. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan sampel berupa balita stunting berusia 24–59 bulan yang menerima Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dengan total sebanyak 88 anak. Hasil penelitian menunjukan status gizi balita sebelum pemberian PMT dari 88 balita stunting dengan status gizi kurang sebanyak 69 balita (78,4%). Setelah diberikan PMT selama 3 bulan terjadi perubahan status gizi, sebanyak 66 balita (95,7%) mengalami status gizi baik dan ada 3 balita (4,3%) tetap ber status gizi kurang. Pemberian Makanan Tambahan pada balita stunting di fokuskan pada balita dengan status gizi kurang berjumlah 69 balita selama tiga bulan terjadi perubahan status gizi menjadi baik yaitu ada 66 anak balita sementara 3 balita masih berstatus gizi kurang, yang kemungkinan dikarenakan cara pemberian belum tepat serta pola pengasuhan yang belum maksimal. Kata kunci: Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Balita Stunting
Copyrights © 2025