Transformasi digital di Indonesia dan berbagai negara membawa manfaat signifikan, seperti peningkatan layanan publik melalui e-government, e-payment dan layanan lainnya. Namun, transformasi ini menghadirkan tantangan dalam pengelolaan keamanan data digital dengan meningkatnya insiden seperti serangan ransomware, eksploitasi sistem, pelanggaran data, dan insiden keamanan siber lainnya. Information Security Management System (ISMS) standar dan framework yang mendukung tata kelola dan manajemen keamanan informasi, namun sering kali tidak mencakup Digital Forensic Readiness (DFR) yang menjadi framework esensial untuk menghadapi ancaman siber yaitu pengumpulan, analisis, dokumentasi bukti digital, respon terhadap insiden hingga preservasi dalam proses hukum jika dibutuhkan. Tidak diterapkannya DFR-ISMS berpotensi tidak dapat dilakukannya pengendalian dan respon pasca insiden. Mengintegrasikan DFR ke dalam ISMS menjadi solusi peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan insiden. Penelitian ini menggunakan pendekatan Systematic Literature Review (SLR) untuk mengidentifikasi tren, tantangan, dan peluang integrasi DFR dalam ISMS di e-government. Data dari 1.054 artikel Scopus difilter dan dianalisis menggunakan Protokol PRISMA, menghasilkan 64 artikel. Analisis SLR menghasilkan temuan negara terbanyak yang menganalisa topik ini dengan Metode Kuantitatif adalah Afrika Selatan, Ingris, Yunani dan China, sedangkan teori yang digunakan ISO 27043 sebagai basisnya serta FDR-ISMS sebagai frameworknya. Hasil analisa tersebut menunjukkan integrasi DFR dan ISMS sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesiapan keamanan siber, memperkuat akuntabilitas, serta meminimalkan risiko.
Copyrights © 2025