Agung Firmansyah, Rico
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

INTEGRASI DIGITAL FORENSIC READINESS DAN INFORMATION SECURITY MANAGEMENT SYSTEM PADA ORGANISASI PEMERINTAHAN: SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW Agung Firmansyah, Rico; Prayudi, Yudi; Luthfi, Ahmad
JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika) Vol. 9 No. 2 (2025): JATI Vol. 9 No. 2
Publisher : Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/jati.v9i2.13126

Abstract

Transformasi digital di Indonesia dan berbagai negara membawa manfaat signifikan, seperti peningkatan layanan publik melalui e-government, e-payment dan layanan lainnya. Namun, transformasi ini menghadirkan tantangan dalam pengelolaan keamanan data digital dengan meningkatnya insiden seperti serangan ransomware, eksploitasi sistem, pelanggaran data, dan insiden keamanan siber lainnya. Information Security Management System (ISMS) standar dan framework yang mendukung tata kelola dan manajemen keamanan informasi, namun sering kali tidak mencakup Digital Forensic Readiness (DFR) yang menjadi framework esensial untuk menghadapi ancaman siber yaitu pengumpulan, analisis, dokumentasi bukti digital, respon terhadap insiden hingga preservasi dalam proses hukum jika dibutuhkan. Tidak diterapkannya DFR-ISMS berpotensi tidak dapat dilakukannya pengendalian dan respon pasca insiden. Mengintegrasikan DFR ke dalam ISMS menjadi solusi peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan insiden. Penelitian ini menggunakan pendekatan Systematic Literature Review (SLR) untuk mengidentifikasi tren, tantangan, dan peluang integrasi DFR dalam ISMS di e-government. Data dari 1.054 artikel Scopus difilter dan dianalisis menggunakan Protokol PRISMA, menghasilkan 64 artikel. Analisis SLR menghasilkan temuan negara terbanyak yang menganalisa topik ini dengan Metode Kuantitatif adalah Afrika Selatan, Ingris, Yunani dan China, sedangkan teori yang digunakan ISO 27043 sebagai basisnya serta FDR-ISMS sebagai frameworknya. Hasil analisa tersebut menunjukkan integrasi DFR dan ISMS sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesiapan keamanan siber, memperkuat akuntabilitas, serta meminimalkan risiko.
ZERO TRUST ARCHITECTURE: SOLUSI KEAMANAN DAN PRIVASI UNTUK INSTITUSI PENDIDIKAN, SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW Mukhlisin, Muhamad; Agung Firmansyah, Rico
JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika) Vol. 9 No. 4 (2025): JATI Vol. 9 No. 4
Publisher : Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/jati.v9i4.14344

Abstract

Keamanan jaringan di institusi pendidikan sangat penting untuk melindungi data sensitif. Zero Trust Architecture (ZTA) dapat meningkatkan keamanan dengan tidak memberikan kepercayaan implisit pada perangkat dan pengguna. Namun, penerapan ZTA di institusi pendidikan menghadapi tantangan besar, seperti keterbatasan sumber daya, keahlian teknis yang rendah, dan kurangnya kesadaran tentang pentingnya keamanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dan memberikan rekomendasi terkait implementasi ZTA dalam keamanan jaringan di institusi pendidikan, dengan fokus pada tantangan dan solusi yang relevan. Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan praktis bagi institusi pendidikan dalam mengadopsi ZTA secara lebih efektif. Metode penelitian ini menggunakan Systematic Literature Review (SLR) karena pengumpulan dan analisis data yang terstruktur serta memberikan gambaran komprehensif dalam mengidentifikasi aspek maupun variabel penelitian sehingga menghasilkan temuan penelitian yang relevan, akurat. Proses SLR pada penelitian ini menghasilkan 1034 artikel pencarian, 130 artikel lolos filtering berdasarkan kata kunci, inklusi dan eksklusi, serta 61 artikel ilmiah yang dianalisa berdasarkan konteks penerapan ZTA pada organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ZTA dapat meningkatkan keamanan data dan memenuhi kepatuhan privasi di institusi pendidikan. Namun, penerapannya terhambat oleh keterbatasan sumber daya dan keahlian teknis. Penelitian ini menyarankan agar institusi pendidikan memperkuat kesadaran keamanan dan memberikan pelatihan yang tepat untuk implementasi ZTA yang lebih efektif.