Hipertensi pada pasien diabetes melitus (DM) tipe 2 sebagai penyakit komorbid berpotensi meningkatkan risiko mortalitas, morbiditas, dan disabilitas. Penghambat SGLT-2 merupakan golongan obat antidiabetik lini ke-2 yang diindikasikan pada pasien dengan penyakit kardiovaskular aterosklerotik, penyakit ginjal kronik dengan catatan laju filtrasi glomerulus (LFG) >60 ml/menit, risiko rentan hipoglikemia, serta masalah peningkatan berat badan. Penghambat SGLT-2 terbukti memiliki efek positif terhadap tekanan darah dan albuminuria. Studi ini bertujuan untuk menilai pengaruh penghambat SGLT-2 pada tekanan darah dan albuminuria pasien DM tipe 2 yang juga menderita hipertensi. Studi ini merupakan tinjauan pustaka sistematis dengan basis data yang digunakan untuk pencarian artikel adalah PubMed, ScienceDirect, Google Scholar, dan EBSCOhost dengan tetap menyesuaikan kriteria eksklusi dan kriteria inklusi, yakni artikel penelitian dengan subjek pasien DM tipe 2 dengan hipertensi. Literatur yang diperoleh kemudian diseleksi menggunakan metode PRISMA 2020 dan dievaluasi kualitasnya menggunakan JBI Critical Appraisal Tools sesuai dengan desain penelitian studi yang ada. Dari hasil seleksi, ditemukan tujuh artikel yang memenuhi kriteria. Sebagian besar penelitian yang mengkaji pengaruh penghambat SGLT-2 terhadap tekanan darah menunjukkan hasil yang signifikan, dengan empat dari enam penelitian mendukung temuan tersebut. Di sisi lain, hanya satu dari dua penelitian yang mengkaji pengaruh SGLT-2 inhibitor terhadap albuminuria yang menunjukkan hasil signifikan. Jenis penghambat SGLT-2 yang digunakan dalam penelitian tersebut antara lain canagliflozin, empagliflozin, dan dapagliflozin dengan canagliflozin terbukti memberikan hasil yang paling signifikan baik pada albuminuria maupun tekanan darah. Secara keseluruhan, penghambat SGLT-2 terbukti dapat menurunkan tekanan darah dan albuminuria, yang dapat menjadi pertimbangan dalam terapi kombinasi untuk pasien DM tipe 2 dengan hipertensi.
Copyrights © 2024