Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA DIABETES MELLITUS TIPE II DENGAN DERAJAT OSTEOARTHRITIS LUTUT Subroto, Maruf Hari; Supartono, Basuki; Herardi, Ryan
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v5i1.7315

Abstract

Osteoarthritis is a degenerative disease that cause damage to joint cartilage damage. Osteoarthritis affects 151,4 million people in the world, including 27,4 million in Southeast Asia. Osteoarthritis is a disease that is a burden on public health and the country. The prevalence of osteoarthritis is one in four people aged 50 years and individuals aged 65 years are more at risk of developing calcification of the knee joint. Risk factors such as type II Diabetes Mellitus are observed in one of osteoarthritis research. A hispanic study explained the prevalence of osteoarthritis patient are twice as much in diabetic patient than non-diabetic patient. A score of 6.5% of HbA1c test is required to diagnose diabetes. The goal of this study is to find out the connection of type 2 diabetes mellitus and knee osteoarthritis. This research uses observational analytic with cross sectional research design with a total of 45 patient from Orthopedic clinic of Al – Fauzan General Hospital in 2016 – 2019 and analyzed with chi square test. According to the result, the most group of age is elderly about 34 people (75,6%), the most group of gender is women about 34 people (75,6%), the most group of HbA1c is non-diabetes mellitus group about 30 people (66,7%), the most group of osteoarthritis stage is severe de (4) about 28 people (62,2%), and there is no connection between type II diabetes mellitus with the stage of knee osteoarthritis with p value of 0,828 (p > 0.05). this research shows no significant correlation between type II diabetes mellitus and the stage of knee osteoarthritis. Keywords : Knee Osteoarthritis; HbA1c; Type II Diabetes Mellitus AbstrakOsteoarthritis adalah penyakit degeneratif yang disebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Osteoarthritis dialami 151,4 juta orang di dunia dan 27,4 juta orang di Asia Tenggara. Osteoarthritis merupakan penyakit yang menjadi beban kesehatan masyarakat dan negara. Prevalensi terjadinya osteoarthritis yaitu satu dari empat orang berusia 50 tahun dan individu berusia lebih dari 65 tahun beresiko mengalami pengapuran sendi lutut. Penelitian osteoarthritis mengamati faktor risiko terjadinya osteoarthritis seperti diabetes mellitus tipe 2. Studi Hispanik menjelaskan prevalensi penderita osteoarthritis dua kali lebih banyak terjadi pada penderita dengan diabetes dibandingkan penderita tanpa diabetes. Pemeriksaan HbA1c direkomendasikan untuk mendiagnosis diabetes, dengan batas nilai 6,5 %. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara diabetes mellitus tipe II dengan derajat osteoarthritis lutut. Penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan desain penelitian potong lintang dengan jumlah sampel 45 pasien di Poli Orthopedi Rumah Sakit Umum Al – Fauzan tahun 2016 – 2019 dan dianalisa menggunakan uji kai kuadrat. Berdasarkan hasil penelitian, usia terbanyak adalah lansia yaitu 34 orang (75,6 %), jenis kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu 34 orang (75,6 %), HbA1c terbanyak adalah non diabetes mellitus yaitu 30 orang (66,7 %), derajat osteoarthritis lutut terbanyak adalah derajat berat (4) yaitu 28 orang (62,2 %), dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara diabetes mellitus tipe II dengan derajat osteoarthritis lutut dengan nilai p sebesar 0,828 (p > 0,05). Penelitian ini menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara diabetes mellitus tipe II dengan derajat osteoarthritis lutut
Efek Suplementasi Vitamin D terhadap Perbaikan Klinis dan Laboratorium Pasien Penyakit Hati Kronik Marlina Dewiastuti; Ryan Herardi
Cermin Dunia Kedokteran Vol 49 (2022): CDK Suplemen-2
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v49i0.1970

Abstract

Sekitar 844 juta penduduk dunia menderita penyakit hati kronik yang dapat berkembang menjadi sirosis hati. Komplikasi penyakit hati kronik adalah keadaan malnutrisi dan defisiensi antara lain defisiensi vitamin D. Vitamin D merupakan vitamin larut dalam lemak yang disintesis di hati, sehingga penyakit hati berkaitan dengan defisiensi vitamin D, padahal vitamin D memiliki peran dalam pencegahan progresivitas penyakit hati. Beberapa penelitian mencoba suplementasivitamin D untuk perbaikan klinis dan laboratorium, serta mengurangi risiko kematian akibat penyakit hati. Telaah sistematis laporan kasus berbasis bukti ini tidak mendapatkan perbedaan hasil klinis antara suplementasi vitamin D dan plasebo, namun tidak ada efek samping serius pada suplementasi vitamin D. EASL menyarankan pemeriksaan kadar vitamin D dan suplementasi pada pasien dengan defisiensi vitamin D. Around 844 million people worldwide have a chronic liver disease, which can progress to liver cirrhosis. Complications of chronic liver disease such as malnutrition and deficiency states, including vitamin D deficiency. Vitamin D is a fat-soluble vitamin synthesized in the liver, whereas vitamin D has a role in preventing the progression of liver disease. Several studies investigated vitamin D supplementation for clinical and laboratory improvement and reducing mortality from liver disease. This systematic review resulted in no clinical difference between vitamin D supplementation and placebo-treated subjects, but no serious side effects of vitamin D supplementation were observed.
JADILAH RAMADHAN INI LEBIH BAIK, SEHAT, DAN BAHAGIA Citra Ayu Aprilia; Erna Harfiani; Nugrahayu Widyawardani; Ryan Herardi; Taufiq Pasiak
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.977 KB) | DOI: 10.31949/jb.v4i2.4854

Abstract

Kesehatan adalah kunci kebahagiaan, dan apa yang kita konsumsi secara langsung mempengaruhi kesehatan kita. Islam mendorong umat Islam untuk memastikan bahwa mereka memperhatikan kesehatan mereka termasuk bepuasa. Pada hari Minggu, 3 April 2022 M / 1 Ramadhan 1443 H, mengadakan seminar daring dengan judul Webinar Nasional Make This Ramadhan Better, Healthier, and Happier. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuanpeserta mengenai gizi seimbang selama puasa. Tahapan dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat memiliki 3 (tiga) tahap, tahap pertama yaitu dengan memberikan pre-test untuk mengetahui pengetahuan awal peserta sebelum mendapatkan materi dari tim pengabdian, tahap selanjutnya tahap kegiatan pelaksanaan dilakukan dengan pemaparan materi dengan media power point, terakhir tahap pasca kegiatan dilakukan dengan memberikan pos-test yang bertujuan untuk mengetahui wawasan atau pengetahuan akhir peserta setelah mendapatkan edukasi dari tim pengabdian. Berdasarkan hasil evaluasi atau post-test yang dilakukan terlihat pengetahuan peserta penyuluhan semakin bertambah, ini terlihat dengan hasil jawaban peserta dalam menjawab soal persentase kebenarannya lebih meningkat dibanding jawaban saat pre-test. Hal ini dikarenakan banyak peserta yang mulai memahami dengan hasil Pre_Test menunjukkan hasil rerata nilai adalah 70 dan rerata nilai post test adalah 90.
Hubungan antara Durasi Penggunaan Media Layar dengan Pola Tidur pada Anak Usia Tiga sampai dengan Lima Tahun Saat Masa Pandemi COVID-19 Nareswari Izzaturrahman; Lisa Safira; Ryan Herardi; Hikmah Muktamiroh
Sari Pediatri Vol 24, No 6 (2023)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp24.6.2023.382-7

Abstract

Latar belakang. Anak periode prasekolah menurut Center for disease Control and Prevention adalah anak yang berusia antara 3 – 5 tahun. Pada periode ini terjadi perkembangan personal sosial yang pesat. Saat ini ditemukan peningkatan durasi penggunaan media layar pada anak usia prasekolah dari tahun ke tahun yang cukup signifikan, terlebih pada saat pandemi COVID-19 akibat adanya kebijakan Pembeljaran Jarak Jauh. Penggunaan media layar yang berlebihan pada anak dapat menimbulkan permasalahan kesehatan salah satunya gangguan pola tidur pada anak.Tujuan. Mengetahui hubungan antara durasi penggunaan media layar dengan gangguan pola tidur yang terjadi pada anak periode prasekolah selama masa pandemi COVID-19Metode. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional pada 86 anak usia 3-5 tahun di Kota Depok Hasil penelitian diuji dengan uji chi square dengan bantuan software SPSS 24.0. Hasil. Analisis univariat menujukan bahwa durasi penggunaan media layar rata – rata harian anak pada hari sekolah (Senin – Jumat) sebesar 3,9 jam /hari, sedangkan pada hari libur (Sabtu - Minggu dan Hari Libur lainnya) sebesar 5,1 jam/hari dengan media layar yang paling banyak digunakan adalah televisi (87,2%) dan smartphone (80,2%). Analisis bivariat menujukan bahwa secara statistik terdapat hubungan bermakna antara durasi penggunaan media layarber lebih dengan gangguan pola tidur (p : 0,013)Kesimpulan. Secara statistik didapatkan hubungan antara durasi penggunaan media layar dengan pola tidur pada anak usia 3 – 5 tahun di masa pandemi COVID-19.
The Association between Academic-Induced Stress with An Incident of Dyspepsia on Grade XII Natural Science Majors at 81 Senior High School East Jakarta in 2019 Tamimi, Lamya Hisyam; Herardi, Ryan; Wahyuningsih, Sri
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 7, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction. Dyspepsia is a group of symptoms that are assumed to have it’s source from the upper digestive tract. However, one of the main causes of dyspepsia in adolescent is psychosocial, including stress. Stress in adolescent are commonly academic-induced. This study was aimed to observe the association between the level of academic-induced stress with an incident of dyspepsia, particularly of students who are in grade XII and major in natural sciences. Methods. This cross sectional study was conducted at 81 Senior High School East Jakarta using educational stress scale for adolescents (ESSA) questionnaire dan Short form-Leeds to dyspepsia questionnare (SF-LDQ). It also uses total sampling technique where 88 respondents have participated and then sampled. Bivariate analysis was performed by Chi-square test using the SPSS program. Results. The respondents were 88 students consisted of 41 (46.6%) boys, 47 (53.4%) girls, and were dominated by 17-year-old students (77.3%). Almost all respondents experience mid-to-high level of academic stress that around 64 students (72.7%) and dominated by girls and age 17. It is also shown that around 51 students (58%) have experienced dyspepsia and dominated by girl and age 17. This study also shown that the symptoms that were considered as the most disturbing by respondents that are suffering from dyspepsia were nausea that around 21 (41.2%), followed by indigestion that around 18 (35.3%). The result of bivariate analysis shows that there was a significant association between the level of academic-induced stress with an incident of dyspepsia (p<0.001; OR=7.1 [CI 95% 2.44-20.68]). Conclusion. There is apparently a significant association between academic-induced stress with an incident of dyspepsia on grade XII natural science majors at 81 Senior High School East Jakarta in 2019
Transformasi Pembelajaran Pendidikan Kedokteran Akibat COVID-19 Sekarang dan Mendatang Ryan Herardi; Niniek Hardini; Riezky Valentina Asteri; Lingga Etantyo Praditya; Shahnaz Medina
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 23, No 1: April 2023
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v23i1.25806

Abstract

Abstract. The rise of Coronavirus Disease 19 (COVID-19) pandemic in the late 2019 has affected every aspect of our lives, including the education and learning method. The medical education is also required to shift from face-to-face learning methods to distance-learning methods while maintaining its quality of learning. There are few learning methods applied in the medical education, such as lectures, small group discussions, laboratory activities, clinical skills activities and clinical rotations which involved doctor-patient interactions. All of these learning methods may eventually be transformed to adjust to the regulations of COVID-19 prevention which promote social distancing and prohibit gatherings.
JADILAH RAMADHAN INI LEBIH BAIK, SEHAT, DAN BAHAGIA Citra Ayu Aprilia; Erna Harfiani; Nugrahayu Widyawardani; Ryan Herardi; Taufiq Pasiak
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i2.4854

Abstract

Kesehatan adalah kunci kebahagiaan, dan apa yang kita konsumsi secara langsung mempengaruhi kesehatan kita. Islam mendorong umat Islam untuk memastikan bahwa mereka memperhatikan kesehatan mereka termasuk bepuasa. Pada hari Minggu, 3 April 2022 M / 1 Ramadhan 1443 H, mengadakan seminar daring dengan judul Webinar Nasional Make This Ramadhan Better, Healthier, and Happier. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuanpeserta mengenai gizi seimbang selama puasa. Tahapan dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat memiliki 3 (tiga) tahap, tahap pertama yaitu dengan memberikan pre-test untuk mengetahui pengetahuan awal peserta sebelum mendapatkan materi dari tim pengabdian, tahap selanjutnya tahap kegiatan pelaksanaan dilakukan dengan pemaparan materi dengan media power point, terakhir tahap pasca kegiatan dilakukan dengan memberikan pos-test yang bertujuan untuk mengetahui wawasan atau pengetahuan akhir peserta setelah mendapatkan edukasi dari tim pengabdian. Berdasarkan hasil evaluasi atau post-test yang dilakukan terlihat pengetahuan peserta penyuluhan semakin bertambah, ini terlihat dengan hasil jawaban peserta dalam menjawab soal persentase kebenarannya lebih meningkat dibanding jawaban saat pre-test. Hal ini dikarenakan banyak peserta yang mulai memahami dengan hasil Pre_Test menunjukkan hasil rerata nilai adalah 70 dan rerata nilai post test adalah 90.
Characteristics and Correlation of Indonesian Cabin Crew Marital Status and Anxiety 2022 Augisna, Fadhilah Qostholani; Theresa, Ria Maria; Lardo, Soroy; Herardi, Ryan; Savitri, Pritha Maya
The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health Vol. 13 No. 1 (2024): The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/ijosh.v13i1.2024.96-101

Abstract

Introduction: Fear of getting COVID-19 has led to an upsurge in mental health problems, particularly among those who deal directly with others, such as cabin crew. A regulation has been established requiring travelers to attach the results of a COVID-19 test to prevent the transmission of the virus during flight. While the number of confirmed COVID-19 cases continued to rise, the regulations were subsequently repealed in early 2022. The marital status of an individual is one factor that can influence the level of anxiety. Studies regarding the correlation between marital status and anxiety levels of cabin crew during the COVID-19 pandemic in Indonesia are still lacking. This study aims to determine the correlation between marital status and anxiety levels of Indonesian cabin crews in 2022. Methods: In November 2022, a cross-sectional offline survey was conducted using a written questionnaire. Using consecutive sampling with inclusion and exclusion criteria, a final sample of 79 was analyzed. The independent variable is classified as either married or unmarried based on Indonesia Law Act No. 1 of 1974. Anxiety levels, the dependent variable, were collected using a Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire and a personal data questionnaire. Results: A correlation was observed between the marital status of Indonesian cabin attendants in 2022 and their anxiety levels (p=0.025), according to the findings. Conclusion: Increased anxiety levels about cabin personnel's marital status are driven by the worry of catching COVID-19, which will result in feelings of loneliness, particularly for cabin crew with unmarried marital status
Penghambat SGLT-2 untuk Menurunkan Tekanan Darah dan Albuminuria pada Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Hipertensi: Sebuah Telaah Sistematik Azzahra, Fatimah; Muti, Annisa Farida; Dewi, Suzy Yusna; Herardi, Ryan
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 13, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2024.13.1.45

Abstract

Hipertensi pada pasien diabetes melitus (DM) tipe 2 sebagai penyakit komorbid berpotensi meningkatkan risiko mortalitas, morbiditas, dan disabilitas. Penghambat SGLT-2 merupakan golongan obat antidiabetik lini ke-2 yang diindikasikan pada pasien dengan penyakit kardiovaskular aterosklerotik, penyakit ginjal kronik dengan catatan laju filtrasi glomerulus (LFG) >60 ml/menit, risiko rentan hipoglikemia, serta masalah peningkatan berat badan. Penghambat SGLT-2 terbukti memiliki efek positif terhadap tekanan darah dan albuminuria. Studi ini bertujuan untuk menilai pengaruh penghambat SGLT-2 pada tekanan darah dan albuminuria pasien DM tipe 2 yang juga menderita hipertensi. Studi ini merupakan tinjauan pustaka sistematis dengan basis data yang digunakan untuk pencarian artikel adalah PubMed, ScienceDirect, Google Scholar, dan EBSCOhost dengan tetap menyesuaikan kriteria eksklusi dan kriteria inklusi, yakni artikel penelitian dengan subjek pasien DM tipe 2 dengan hipertensi. Literatur yang diperoleh kemudian diseleksi menggunakan metode PRISMA 2020 dan dievaluasi kualitasnya menggunakan JBI Critical Appraisal Tools sesuai dengan desain penelitian studi yang ada. Dari hasil seleksi, ditemukan tujuh artikel yang memenuhi kriteria. Sebagian besar penelitian yang mengkaji pengaruh penghambat SGLT-2 terhadap tekanan darah menunjukkan hasil yang signifikan, dengan empat dari enam penelitian mendukung temuan tersebut. Di sisi lain, hanya satu dari dua penelitian yang mengkaji pengaruh SGLT-2 inhibitor terhadap albuminuria yang menunjukkan hasil signifikan. Jenis penghambat SGLT-2 yang digunakan dalam penelitian tersebut antara lain canagliflozin, empagliflozin, dan dapagliflozin dengan canagliflozin terbukti memberikan hasil yang paling signifikan baik pada albuminuria maupun tekanan darah. Secara keseluruhan, penghambat SGLT-2 terbukti dapat menurunkan tekanan darah dan albuminuria, yang dapat menjadi pertimbangan dalam terapi kombinasi untuk pasien DM tipe 2 dengan hipertensi.
PREVALENSI EFEK SAMPING GANGGUAN GASTROINTESTINAL TERAPI METFORMIN PADA PASIEN DM TYPE 2 DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBO TAHUN 2020: THE PREVALENCE OF GASTROINTESTINAL SYMPTOMS SIDE EFFECTS IN TYPE 2 DM PATIENTS IN METFORMIN THERAPY AND THE AFFECTING FACTORS AT HEALTH CENTER, PASAR REBO DISTRICT IN 2020 Ayu, Laily Afika; Yusmaini, Hany; Herardi, Ryan
Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 17 No. 1 (2023): Quality : Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/qjk.v17i1.327

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik ditandai dengan hiperglikemia, yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin, atau dari keduanya. Metformin adalah obat lini pertama yang diberikan sebagai monoterapi apabila pasien tidak memiliki kontraindikasi dengan metformin. Sayangnya, pemberian obat metformin seringkali menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan dan berbahaya dari obat yang diberikan dalam dosis standar (ROM), seperti efek samping gastrointestinal sebesar 25% dan sekitar 5% penderita yang tidak dapat mentolerir metformin sama sekali. Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya efek samping gastrointestinal, seperti usia, jenis kelamin, BMI, dan dosis obat metformin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi efek samping gejala gastrointestinal pada pasien DM Tipe 2 dalam terapi metformin dan faktor-faktor yang mempengaruhi di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional retrospektif dengan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan pada bulan April 2021. Sampel penelitian menggunakan data rekam medis sebanyak 79 rekam medis pasien di poli DM Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Tahun 2020. Dari 79 responden, sebanyak 46 orang (58,2%) mengalami efek samping gastrointestinal. Faktor usia (p value= 0,0006), BMI (p value= 0,002), dan dosis obat (p value= 0,001) berkorelasi terhadap terjadinya efek samping gejala gastrointestinal, sedangkan faktor jenis kelamin tidak berkorelasi (p value= 0,372). Usia, BMI, serta dosis obat berpengaruh pada kejadian efek samping gejala gastrointestinal pada pasien DM Tipe 2 yang diberikan terapi metformin di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo tahun 2020