Kegiatan Sosialisasi Pemanfaatan Sekam Padi Bakar sebagai Media Tanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA) ini dilakukan untuk memanfaatkan limbah sekam padi sebagai media tanam yang memiliki manfaat untuk meningkatkan kegemburan tanah. Selain itu, penanaman TOGA menggunakan media tanam sekam padi bakar bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dalam pemanfaatan tanaman obat keluarga. Metode yang digunakan adalah metode PRA (Participatory Rural Appraisal) atau RRA (Rapid Rural Appraisal) dimana melibatkan masyarakat lokal secara aktif dalam proses kegiatan sosialisasi. Kegiatan menunjukkan adanya potensi besar dalam pemanfaatan limbah sekam padi sebagai media tanam TOGA yang digunakan sebagai alternatif pengobatan. Kegiatan ini dilakukan melalui dua tahapan. Tahapan pertama berupa sosialisasi pembuatan sekam padi bakar dimana tim pengabdian mengajarkan tata cara pembuatan sekam padi bakar dengan menggunakan metode pembakaran tidak sempurna, tahapan kedua berupa penyampaian materi oleh pegawai puskesmas manfaat dari penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA), yang dilakukan pada 29 Juli 2024 di Balai Desa Braja Caka dan Rumah Warga. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa sekam padi bakar efektif sebagai media tanam TOGA dikarenakan memiliki kemampuan menyerap air dengan baik, dapat mengikat nutrisi yang dibutuhkan tanaman, mengatur suhu secara optimal, serta dapat mengurangi kadar logam berat yang berbahaya bagi tanaman. Sekam padi juga memiliki warna coklat muda, berbau tanah, memiliki tekstur yang lembut dan memiliki kepadatan yang tidak terlalu padat. Di Indonesia tanaman obat juga sering dikategorikan sebagai tanaman Biofarmaka. Komoditas yang memberi kontribusi produksi terbesar terhadap total produksi tanaman biofarmaka di Indonesia, yaitu jahe (37,98%), kunyit (18,82%), laos/lengkuas (10,50%), dan kencur (6,33%). Berdasarkan hasil kegiatan, tanaman obat seperti jahe, kunyit, dan lengkuas merupakan tanaman obat yang paling sering digunakan.
Copyrights © 2024