Fokus penelitian ini mencakup beberapa aspek, yaitu: (1) peran kepala sekolah dalam perencanaan program anti bullying melalui budaya positif di SDN Bulu Lor Semarang, (2) peran kepala sekolah dalam mengorganisasikan program anti bullying melalui budaya positif di SDN Bulu Lor Semarang, (3) peran kepala sekolah dalam pelaksanaan program anti bullying melalui budaya positif di SDN Bulu Lor Semarang, dan (4) peran kepala sekolah dalam pengawasan program anti bullying melalui budaya positif di SDN Bulu Lor Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan qualitative research dengan metode deskriptif analitis. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam peran kepala sekolah sebagai manajer dalam mewujudkan program anti bullying di SDN Bulu Lor Semarang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data diuji dengan menggunakan teknik triangulasi, sedangkan analisis data dilakukan melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian a) Analisis peran kepala sekolah dalam perencanaan program anti bullying melalui budaya positifadalah (1) melakukan analisa dan identifikasi masalah kenakalan anak, (2) melakukan analisa kebutuhan guru dan anak, (3) Penyusunan draft kesepakatan bersama MOU antara pihak sekolah dengan orang tua selaku wali dari peserta didik, (4) menyusun anggaran sesuai kebutuhan pada aspek aspek yang memerlukan pembiayaan. b) Analisis Peran kepala sekolah dalam mengorganisasikan program anti bullying melalui budaya positif1) mengalokasikan sumber daya; 2) merumuskan dan menetapkan tugas; 3) menetapkan prosedur yang diperlukan; 4) menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab. c) Analisis Peran kepala sekolah dalam pelaksanaan program anti bullying melalui budaya positifdiantaranya 1) Peran sebagai fasilitator dengan menyediakan media gambar, poster tentang bahaya bullying, 2) peran sebagai demonstrator kepala sekolah mengintruksikan guru untuk dapat mendemontrasikan secara jelas bahaya dan dampak Bullying, 3) peran sebagai motivator memberikan semangat dan arahan kepada anak dan guru untuk hidup salig tolong menolong, 4) peran sebagai evaluator kepala sekolah mengamati perkembangan anak dengan lembar pengamatan dan mengevaluasi dinamika dan dampak penangan. d) Peran kepala sekolah dalam pengawasan program anti bullying melalui budaya positifmeliputi pengawasan internal dilakukan kepala sekolah danpengawas, kemudian pengawasan eksternal dilakukan komite sekolah, dilihat dari teknis pengawasan dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pengawasan langsung yang bersifat teknis dan pengawasan tidak langsung dalam bentuk laporan.
Copyrights © 2025