Perkembangan akuntansi modern masih dominan menggunakan pendekatan metodologis yang kaku dan kurang fleksibel dalam merespons dinamika sosial dan ekonomi yang kompleks. Penelitian ini mengeksplorasi pemikiran Paul Feyerabend, terutama pendekatan "anti-metode" dan pluralisme metodologis, untuk mendorong akuntansi yang lebih adaptif dan kontekstual. Melalui kajian literatur dan analisis konsep, penelitian ini mengungkap bahwa penerapan pluralisme metodologis memungkinkan akuntansi untuk tidak hanya mengintegrasikan isu keberlanjutan dan tanggung jawab sosial, tetapi juga nilai-nilai ekonomi Islam, yang menekankan keseimbangan, keadilan, dan dimensi spiritual. Temuan ini menegaskan bahwa prinsip-prinsip Feyerabend berpotensi memperkaya teori dan praktik akuntansi, menjadikannya lebih inklusif dan relevan dalam merespons tantangan global saat ini.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024