Abstrak Stroke menjadi penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung iskemik di Indonesia. Stroke merupakan kondisi hilangnya fungsi otak yang disebabkan oleh berhentinya suplai darah ke otak. Distribusi kasus stroke di Jawa Timur menunjukkan tahun 2019 (>1.989 kasus), tahun 2020 (>1.218 kasus), dan tahun 2021 (>1.357 kasus) kasus tertinggi berada di Kota Surabaya selama tiga tahun berturut-turut. Faktor risiko utama stroke adalah hipertensi. Penderita hipertensi di Kecamatan Gubeng sebanyak 33.561 orang yang artinya 25,3% penduduk menderita hipertensi yang berpotensi mengalami serangan stroke. Ketidaktahuan dalam menurunkan tekanan darah, adanya kebiasaan seperti merokok, konsumsi alkohol, kurangnya olahraga, konsumsi natrium dan lemak menjadikan seseorang berisiko mengalami stroke. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan efikasi diri penderita dan keluarga melalui pendampingan dengan pemberian dukungan psikososial. Kegiatan pengabdian dilakukan selama 4 minggu dengan melibatkan 150 penderita hipertensi. Tim pengabdi memberikan pendampingan dan edukasi tentang kewaspadaan terhadap stroke serta cara memodifikasi gaya hidup. Hasil kuesioner didapatkan pengetahuan responden sebelum kegiatan pendampingan, mayoritas memiliki pengetahuan cukup 58.7% dan setelah kegiatan pendampingan menjadi pengetahuan baik 78.7%. Selain itu, juga diperoleh hasil efikasi diri responden sebelum kegiatan pendampingan, mayoritas memiliki efikasi diri cukup 60.7% dan setelah kegiatan pendampingan menjadi efikasi diri baik 74.7%. Setelah kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan efikasi diri guna mencegah terjadinya stroke pada penderita hipertensi. Kata kunci: hipertensi; psikososial; self-efficacy; stroke
Copyrights © 2025