Latar Belakang: Pilpres 2024 memicu banyak polemik di kalangan masyarakat. Majunya Gibran sebagai cawapres mendamping Prabowo dinilai tidak etis. Pasalnya berdasarkan putusan MK 141/PUU-XXI/2023, Gibran tidak memenuhi syarat usia minimal. Bukan bertindak sebagaimana mestinya, Radar Semarang justru menjadi wadah kandidat 02 untuk berkampanye dalam bentuk produk jurnalistik. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui framing yang dibangun media online Radar Semarang pada pemberitaan Prabowo Gibran. Metode: Analisis yang digunakan adalah konsep framing Robert Entman melalui empat perangkat analisis yaitu define problem, diagnose causes, make moral judgement, dan treatment recommendation. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivistik. Teknik pengumpulan data dimulai pada tanggal 2-31 Januari 2024. Periode tersebut dipilih karena mendekati masa akhir sekaligus masa tenang kampanye Pilpres 2024. Setelah melalui seleksi data, terpilih 19 artikel. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembingkaian berita yang dilakukan media online Radar Semarang terhadap isu pemilihan presiden dan wakil presiden Prabowo Gibran menunjukkan adanya keberpihakan. Keberpihakan dapat dilihat dari dominasi Prabowo Gibran pada berita pilpres 2024, penekanan terhadap judul maupun isi berita yang mengarah pada kesan baik, penggunaan metafora yang cenderung menjatuhkan kandidat lawan, menampilkan fakta yang dikehendaki media juga memasukan propaganda kepentingan beberapa pihak. Dari sisi jurnalistik, wartawan belum menerapkan prinsip cover both side dalam membuat produk jurnalistik. Hal ini menyebabkan peran Radar Semarang sebagai arus komunikasi politik tidak berjalan dengan baik. Radar Semarang berusaha menjadi wadah membangun citra bagi Prabowo Gibran untuk berkampanye demi memperoleh dukungan suara. Oleh karenanya, konstruksi realitas yang dilakukan Radar Semarang mampu menggiring opini publik.
Copyrights © 2024