Balauring is one of the main tuna fishing centers in Lembata Regency, East Nusa Tenggara. The tuna caught from Balauring is sold to industries in Maumere and Larantuka, where it is processed into loins for export. Tuna weighing less than 10 kg is relatively low in value, and the by-products of loin processing remain underutilized. This community service project aims to train local communities in developing appropriate strategies tailored to their specific conditions. The method used was a participatory SWOT approach. The results indicate that optimizing second-grade tuna and loin by-products can be achieved through three main strategies: diversifying processed products, expanding market reach beyond Lembata through online marketing and utilizing maritime toll transportation, and improving access to funding. Balauring merupakan salah satu sentra nelayan penangkap tuna di Kabupaten Lembata- Nusa Tenggara Timur. Produksi tuna dari Balauring dijual ke industri di Maumere dan Larantuka, kemudian dijadikan loin untuk diekspor. Pada ukuran tuna yang berukuran kurang dari 10 kg harganya relatif murah dan sisa hasil samping loin kurang dimanfaatkan. Pengabdian ini bertujuan untuk melatih masyarakat agar dapat menentukan strategi pengembangan yang sesuai dengan kondisi mereka. Teknik yang dilakukan adalah menggunakan pendekatan SWOT partisipatif. Hasilnya, optimalisasi terhadap tuna second grade dan sisa hasil samping loin dilakukan dengan tiga cara, yaitu: melakukan diversifikasi olahan, memperluas jangkauan pasar ke luar Lembata melalui pemasaran secara daring (online) dan memanfaatkan transportasi tol laut, serta peningkatan akses terhadap  pendanaan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025