Geriatric syndrome merupakan tantangan utama bagi lansia, sebuah kondisi multifaktorial yang ditandai dengan kumpulan gejala mencakup aspek kesehatan fisik, kognitif, psikososial, dan fungsional. Self acceptance (penerimaan diri) melibatkan kelebihan dan kekurangan, serta aspek-aspek unik yang membentuk identitas individu untuk menghadapi geriatric syndrome. Lansia di Kota Malang menghadapi berbagai perubahan yang mempengaruhi kesejahteraan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara geriatric syndrome dan self acceptance pada lansia di Kota Malang. Penelitian ini menggunakan desain observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel ditentukan dengan teknik simple random sampling yaitu sebanyak 50 lansia. Pengumpulan data menggunakan kuseioner Geriatric Depression Syndrome (GDS) untuk geriatric syndrome dan untuk self acceptance menggunakan kuesionaer self acceptance scale. Analisis data menggunakan spearman rank dengan bantuan aplikasi SPSS versi 16. Hasil ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara geriatric syndrome dengan self acceptance pada lansia di Kota Malang (p-value 0,003). Penting untuk mempertimbangkan self acceptance sebagai bagian integral dari intervensi komprehensif pada lansia dengan geriatric syndrome. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi sejauh mana dukungan sosial (keluarga, teman, komunitas) mempengaruhi self-acceptance lansia yang mengalami geriatric syndrome.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025