Indonesia yang terletak di sepanjang cincin api Pasifik, menghadapi risiko yang signifikan dari aktivitas gunung berapi dan seismik. Isu megathrust di Indonesia telah menimbulkan kekhawatiran karena periode ketidakaktifan seismik yang lama, yang dikenal sebagai seismic gap, yang berpotensi menimbulkan gempa bumi dan tsunami yang besar. Mitigasi bencana tanah longsor menjadi sangat penting, mengingat frekuensi dan dampak tanah longsor yang semakin meningkat. Pengembangan dan implementasi sistem peringatan dini (EWS) berbasis node sensor gerakan tanah merupakan langkah penting dalam mengurangi risiko longsor. Node sensor ini mendeteksi perubahan kemiringan tanah dengan menggunakan sensor GY-91 MPU9250+BMP280 10DOF 9-axis yang merupakan gabungan single chip MPU-9250 dengan 3 axis gyro, 3 axis accelerometer, suhu, kelembaban tanah, dan percepatan secara real-time, sehingga memungkinkan prediksi dan peringatan dini yang akurat. Dengan teknologi Internet of Things (IoT) data dari node sensor ini dikirim ke gateway yang akan terhubung ke server. Data di server ini kemudian dapat diakses dimana pun. Selain memberikan peringatan dini, alat ini juga memberikan gambaran parameter kondisi lapangan secara real time. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sensor kelembaban tanah memiliki akurasi yang baik dengan galat maksimum 3,85% pada rentang 20-55% kelembaban. Akselerometer efektif mendeteksi perubahan kemiringan 30, 45, 60, dan 75 derajat. Gyroscope mengukur kecepatan sudut dalam rad/s pada 3 sumbu. Sistem juga berhasil mengirimkan data ke server dan menampilkannya secara real-time melalui website.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025