Jumlah tepat zat besi yang dicerna, jarak konsumsi pil zat besi (Fe), dan frekuensi asupan tablet zat besi setiap hari digunakan untuk mengukur kepatuhan terhadap konsumsi pil zat besi. Hemoglobin dalam sel darah merah sebagian diatur oleh zat besi (Fe). Kekurangan zat besi selama kehamilan meningkatkan risiko keguguran, kelahiran dini, bayi baru lahir dengan berat badan kurang, pendarahan sebelum dan selama persalinan, dan anemia berat, yang semuanya dapat berakibat fatal bagi ibu dan janin. Selain itu, pertumbuhan anak terhambat, tinggi badannya tidak ideal, dan kecerdasannya menurun. Metode: Metode cross-sectional untuk analisis deskriptif kuantitatif digunakan dalam desain penelitian. Popularitas penelitian ini dapat dikaitkan dengan fakta bahwa 78 wanita diberi pil zat besi. 78 orang yang menerima tablet zat besi (Fe) melalui pengambilan sampel lengkap merupakan sampel penelitian. Chi-Square digunakan dalam analisis univariat dan bivariat sebagai pendekatan penelitian. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan suami (p = 0,047 (0,05) berkorelasi dengan frekuensi konsumsi tablet zat besi di Puskesmas Peulumat, sedangkan pengetahuan (p = 0,038 (0,05)) berkorelasi dengan frekuensi konsumsi tablet zat besi. Sebaliknya, attitude (p = 0,116 (0,05)) tidak menunjukkan adanya korelasi antara frekuensi konsumsi dan konsumsi tablet zat besi. Hasil analisis univariat dan bivariat menunjukkan adanya hubungan antara variabel pendukung suami dengan konsumsi tablet zat besi (Fe); di sisi lain, tidak ada hubungan antara variabel sikap dan konsumsi tablet zat besi pada ibu hamil serta mengonsumsi suplemen zat besi. Kesimpulan: Yang didapat dari hasil penelitian ini adalah terdapat korelasi antara pengetahuan dari kemungkinan ibu hamil mengonsumsi tablet Fe (nilai –p = 0,038), tidak ada korelasi dari kemungkinan ibu hamil mengonsumsi tablet Fe (nilai-p = 0,116), dan ada korelasi antara dukungan suami dan kemungkinan ibu hamil mengonsumsi tablet Fe (nilai-p = 0,005).
Copyrights © 2025