Penelitian ini menganalisis berbagai tantangan yang dihadapi dalam praktik paradiplomasi oleh Pemerintah Kota Surabaya selama periode 2020-2024. Paradiplomasi, yang merujuk pada keterlibatan pemerintah subnasional dalam hubungan internasional, telah menjadi instrumen strategis bagi Surabaya dalam membangun kerjasama global dan meningkatkan daya saing kota. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif-analitis, penelitian ini mengidentifikasi empat faktor utama yang menghambat efektivitas paradiplomasi Surabaya: keterbatasan sumber daya, kurangnya koordinasi antar lembaga, pemahaman yang tidak memadai terhadap praktik diplomasi, dan regulasi yang belum jelas. Penelitian ini menggunakan kerangka teoretis dari Alexander S. Kuznetsov tentang dimensi konstitusional dan institusional paradiplomasi untuk menganalisis dinamika yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan-tantangan tersebut berdampak signifikan pada kredibilitas Surabaya di mata mitra internasional dan menghambat optimalisasi potensi kerjasama yang ada, khususnya dalam program-program strategis seperti kolaborasi teknologi dengan Busan dan inisiatif lingkungan dengan kota-kota di Eropa. Studi ini memberikan kontribusi penting bagi pemahaman tentang tantangan paradiplomasi di tingkat pemerintah daerah di Indonesia dan menawarkan rekomendasi praktis untuk meningkatkan efektivitas implementasinya di masa mendatang.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025