Maraknya kasus pelecehan seksual di Indonesia menjadi salah satu isu penting yang selalu ada pada masyarakat. Adanya kasus pelecehan seksual dan banyak perempuan yang menjadi korban, hal ini dapat menimbulkan penerimaan diri yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengenai gambaran penerimaan diri pada perempuan penyintas pelecehan seksual akibat bentuk tubuhnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Data diperoleh melalui hasil wawancara semi-terstruktur dan menggunakan teknik analisis data Interpretative Phenomenoligical Analysis (IPA). Penelitian ini menggunakan lima partisipan perempuan dewasa awal yang mengalami pelecehan seksual secara verbal maupun non verbal. Dengan mengacu aspek penerimaan diri yang dikembangkan oleh Sheerer, yaitu terkait menerima kekurangan dan kelebihan diri; kemampuan dan kepercayaan diri dalam menghadapi masalah; menerima penilaian atau kritikan dari orang lain secara objektif; memiliki kesetaraan dengan orang lain, dan tidak menganggap dirinya lemah; serta dapat mengambil keputusan. Kelima partisipan ini dapat menggambarkan penerimaan diri mereka dari peristiwa pelecehan seksual ini. Faktor utama terbentuknya penerimaan diri diri antara lain motivasi diri dan dukungan sosial.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024