Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman terhadap konstruksi masyarakat Kokoda terhadap hutan suwanggi di Papua. Walau di sadari pendekatan ini tidak berdasar pada logika dan struktur ilmu lingkungan, tapi basis epistemic yang dibangun adalah konsep tasawuf lingkungan (ekosufistik). Metode kualitatif sebagai dasar untuk mendalami fenomena yang tampak secara berulang-ulang dalam kehidupan masyarakat Kokoda secara periodik. Temuan bahwa hutan suwanggi tidak terlepas dari konstruksi para leluhur orang Kokoda dalam menjaga lingkungan dan menjaga pelestarian alam di sekitarnya. Hal lain adalah bagian dari pada ekspresi rasa cinta manusia dengan lingkungan sekitar, oleh karena itu kosmologi hidup orang Papua itu selalu di identik dengan Alam, Adat dan manusia. Suatu silogisme yang bisa penulis sajikan bahwa cara para leluhur Papua dalam menjaga alamnya dibentuk dalam unsur-unsur ketakutan sekalipun telah mereka tempuh.
Copyrights © 2023