Terminal Aur Kuning di Kota Bukittinggi merupakan pusat transportasi yang strategis namun menghadapi berbagai tantangan dalam pengelolaannya, seperti ketidaksesuaian kapasitas dengan volume kendaraan, kekurangan fasilitas dasar, dan ketidakjelasan pemisahan fungsi antara terminal dan pasar grosir. Hal ini menyebabkan terjadinya disfungsi sosial yang mengganggu kenyamanan pengguna dan efisiensi operasional terminal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi pengelolaan Terminal Aur Kuning menggunakan pendekatan sosiologis, dengan memanfaatkan teori Fungsionalisme Struktural Robert K. Merton untuk memahami fungsi dan disfungsi sosial terminal. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Informan penelitian terdiri dari pengelola terminal, petugas loket, pengguna terminal, dan masyarakat sekitar yang terdampak aktivitas terminal. Temuan penelitian menunjukkan kurangnya pengawasan, infrastruktur yang tidak memadai, serta konflik kepentingan ekonomi yang berdampak pada penurunan kualitas layanan. Rekomendasi penelitian mencakup peningkatan pengawasan, perbaikan fasilitas, serta perancangan ulang zona aktivitas terminal untuk meningkatkan kenyamanan serta efisiensi operasional.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025