Pada dasarnya televisi memegang peranan penting dalam sebuah rumah tangga karena media televisi dapat berfungsi sebagai informasi, hiburan, dan sebagai media pendidikan. Akan tetapi tidak semua sinetron yang ditayangkan di media televisi tersebut luput dari sisi negatif. Salah satu sinetron yang cukup diminati oleh penonton, khususnya kaum ibu, adalah sinetron Suara Hati Isteri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan bentuk kekerasan verbal yang ditemukan dalam sinetron “Suara Hati Isteri”. Data dalam penelitian ini adalah setiap tuturan atau pernyataan yang mengandung unsur kekerasan verbal (umpatan, hiperbola, eufimisme, stigmatisasi, asosiasi ) sedangkan sumber datanya adalah Sinetron Suara Hati Istri yang disiarkan di Indosiar dan diungah di canal youtube. Dalam penelitian ini ada beberapa langkah yang digunakan untuk pengumpulan dan analisis data. (1) menyimak secara saksama sinetron Suara hati istri (2) mentranskripsi data yang mengandung kekerasan verbal. (3) mengklasifikasi data berdasarkan jenis kekerasan verbal. (4) Menandai bentuk disfemisme dengan huruf tebal agar memudahkan peneliti dalam melakukan analisis. (5) menginterpretasi data sesuai teori yang dijadikan pisau bedah. Kekerasan verbal adalah kekerasan yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain yang mencerminkan tindakan agresi dan penyerangan (www.wikipedia.com). Kekerasan verbal dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain melalui kata-kata, baik yang tertulis maupun lisan. Kata-kata tersebut mengandung unsur, seperti: 1. Cacian, 2. Hinaan, 3. Sumpah serapah, dan 4. Sindirian. Tidak jarang akibat kekerasan verbal tersebut seseorang merasa marah sehingga dapat menimbulkan percekcokan dan perkelahian antara penutur dan lawan tutur. Kekerasan verbal merupakan “kekerasan terhadap perasaan”. Mengeluarkan kata kata kasar tanpa menyentuh fisik, kata-kata yang memfitnah, kata-kata yang mengancam, menakutkan, menghina atau membesar-besarkan kesalahan orang lain merupakan bentuk dari kekerasan verbal. Bentuk kekerasan verbal dapat terwujud dalam tindak tutur seperti memaki, membentak, mengancam, menghujat, mengejek, melecehkan, menjelek-jelekkan, mengusir, memfitnah, menyudutkan, mendiskriminasikan, mengintimidasi, menakut-nakuti, memaksa, menghasut, membuat orang lain malu,menghina, dan lain sebagainya.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2021