Stunting atau balita pedek saat ini merupakan salah satu masalah yang dialami oleh balita di dunia. Tren status gizi Balita di Indonesia yang mengalami stunting sekitar 21,6% pada tahun 2022. Di Jawa Timur sendiri telah menagalami penuruna walaupun masih sedikit yaitu 23,5% tahun 2021 menjadi 19,2%. Walaupun sudah terjadi penurunan tapi penurunan tersebut masih jauh dari target yaitu 14% sehingga perlu adanya pencehagan dan penanganan. Stunting mengindikasikan masalah yang berhubungan dengan meningkatnya resiko morbiditas dan mortalitas, penurunan perkembangan fungsi motorik dan mental serta mengurangi kapasitas fisik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pantaleon (2015), terhadap 100 anak berusia 6-23 bulan di Yogyakarta juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara stunting dengan perkembangan motorik baduta secara umum (p=0,002) (Pantaleon, 2015). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh anemia dalam kehamilan dan berat lahir bayi terhadap kejadian balita stunting. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan case control. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 3-5 tahun. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 124 responden dan menggunakan perbandingan kasus kontrol 1 : 1. Pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random sampling. Analisis data meliputi analisis univariat, dan analisis multivariat. Hasil penelitian menunjukkan koefisien determinasi sebesar 0.120 atau sebesar 12 %, dan hasil uji hipotesis secara simultan nilai Chi-square = 23.437 dengan probabilitas 0.000, yang menunjukkan probabilitas > level of significance (α=5%). Kesimpulannya ada pengaruh anemia dalam kehamilan dan berat lahir bayi yang signifikan terhadap kejadian balita stunting.
Copyrights © 2025