ABSTRAKPesisir pantai barat-selatan Aceh, khususnya Kabupaten Aceh Barat di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ujong Baroh memiliki keanekaragam hayati yang luar biasa, terutama untuk spesies ikan pari sebagai salah satu kelompok ikan bertulang rawan dan memiliki peran dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Keberadaan spesies tersebut mengalami penurunan akibat penangkapan berlebih, rendahnya kesadaran terkait konservasi, serta lemahnya implementasi kebijakan terhadap perlindungan ikan pari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran spesies pari yang ditangkap para nelayan beserta jumlahnya, analisis kondisi yang memungkinkan dilakukan untuk konservasi, dan analisis kebijakan yang layak dilakukan untuk memastikan keberlangsungan hidup ikan pari. Penelitian dilakukan melalui survei langsung di PPI Ujong baroh untuk melakukan observasi, wawancara dan lain-lain. Analisis data dilakukan dengan pemaparan informasi mendasar terkait jumlah dan sebaran spesis pari yang ditangkap oleh masyarakat, analisis Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats (SWOT) untuk mengidentifikasi strategi konservasi yang tepat, serta kondisi yang mungkin untuk diambil sebagai tindaklanjutnya. Hasil observasi menunjukkan terdapat 11 jenis ikan pari yang sering ditangkap oleh nelayan di PPI Ujong Baroh, meliputi dua jenis ordo berbeda yaitu Myliobatiformes dan Rhinopristiformes. Hampir seluruh jenis pari tersebut berada dalam status Terancam Punah, bahkan spesies pari barong (Rhina ancylostoma) berada dalam status yang lebih mengkhawatirkan. Hasil analisis SWOT menunjukkan posisi strategi pengelolaan ikan pari saat ini berada dalam Kuadran III (strategi defensif), dimana posisi kelemahan dan ancaman lebih dominan dibandingkan kekuatan dan peluang. Kelemahan internal tersebut berasal dari berbagai aspek nelayan, penjual dan pemerintah. Selain itu, ancaman terhadap keberlangsungan hidup pari juga cukup besar karena permintaan pasar yang tinggi serta maraknya praktik penangkapan ilegal/destruktif. Meskipun hasil analisis SWOT menunjukkan posisi yang lemah dan memerlukan strategi bertahan, kekuatan dan peluang yang tersedia tetap memiliki peran penting jika dimanfaatkan secara strategis, sehingga arah kebijakan berfokus pada penguatan faktor pendukung, serta memperbaiki kelemahan dan mengantisipasi ancaman. Beberapa faktor kekuatan yang dapat dioptimalkan berupa keberadaan fasilitas PPI Ujong Baroh, pengalaman nelayan lokal dalam praktik penangkapan, dan dukungan dari pemerintah daerah dalam bentuk kebijakan kelembagaan. Kata Kunci: strategi, pengelolaan, berkelanjutan, kepunahan , SWOT.ABSTRACTThe southwestern coastal region of Aceh, particularly in West Aceh Regency at the Ujong Baroh Fish Landing Base (PPI), is home to remarkable biodiversity, especially among ray species, which are cartilaginous fish playing a vital role in maintaining ecosystem balance. However, the presence of these species  has  been  declining  due  to overfishing,  low awareness  of conservation  efforts,  and  weak enforcement of protective regulations. This study aims to analyze the distribution and quantity of ray species caught by local fishermen, assess feasible conservation measures, and evaluate policy options to ensure the sustainability of ray populations. Field research was conducted at PPI Ujong Baroh through direct surveys, observations, interviews, and other qualitative methods. Data analysis involved a presentation of basic information on species diversity and catch distribution, a SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) analysis to identify appropriate conservation strategies, and a review of potential follow-up actions. Observations revealed 11 ray species commonly caught by local fishermen, encompassing two distinct orders: Myliobatiformes and Rhinopristiformes. Nearly all of these species are classified as Threatened, with the wedgefish (Rhina ancylostoma) listed in a more critical conservation status. The SWOT analysis indicates that current ray management strategies fall into Quadrant III (defensive strategy), where weaknesses and threats outweigh strengths and opportunities. These internal weaknesses stem from factors involving fishers, traders, and governmental institutions. Moreover, the sustainability of ray populations is under significant threat due to high market demand and the prevalence of illegal or destructive fishing practices. Despite these challenges, the identified strengths and opportunities can still play a strategic role if leveraged effectively. Therefore, policy direction should focus on reinforcing supportive factors while addressing weaknesses and mitigating threats. Key strengths include the existing infrastructure at PPI Ujong Baroh, the experience of local fishermen, and support from local governments in the form of institutional policies.Keywords: strategy, management, sustainability, extinction, SWOT
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025