Kelangsungan hidup pasien HIV merupakan indikator penting dalam evaluasi efektivitas terapi antiretroviral (ARV) dan layanan perawatan, dukungan, serta pengobatan (PDP). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kelangsungan hidup pasien HIV dengan status meninggal di tahun 2023 berdasarkan data PDP. Penelitian ini menggunakan data retrospektif dari 50 pasien HIV dengan status meninggal yang terdaftar di SIHA Kota Samarinda selama tahun 2023. Analisis survival dilakukan menggunakan Kaplan-Meier untuk membandingkan waktu kelangsungan hidup antara pasien yang dirawat di fasilitas kesehatan tingkat 1 (puskesmas/klinik) dan tingkat 2 (rumah sakit). Selanjutnya, regresi Cox digunakan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang berhubungan dengan kelangsungan hidup pasien, termasuk variabel demografis seperti jenis kelamin, umur, domisili, dan rentang waktu dalam mendapatkan ARV. Hasil analisis Kaplan-Meier menunjukkan bahwa pasien yang dirawat di fasilitas tingkat 1 memiliki estimasi kelangsungan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien di fasilitas tingkat 2 (log rank= 0.010). Hasil analisis Regresi Cox menunjukan bahwa Jenis fasilitas kesehatan memiliki pengaruh signifikan terhadap kelangsungan hidup pasien (HR= 2,513; 95% CI=1,081–5,842; p=0,032,). Sedangkan variabel-variabel lain tidak signifikan secara statistik. Pasien HIV yang dirawat di fasilitas kesehatan tingkat 1 memiliki kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan pasien di fasilitas tingkat 2. Temuan ini dapat menjadi dasar bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan strategi untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan bagi pasien HIV di Samarinda.
Copyrights © 2025