Kelelahan didefinisikan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk mengatasi berbagai kondisi fisik dan mental, termasuk penurunan daya kerja dan penurunan ketahanan tubuh untuk bekerja. Kelelahan menjadi faktor yang signifikan dalam kecelakaan kerja, dengan menyumbang sebanyak 50% dari keseluruhan kasus. Faktor kelelahan kerja bersifat multifaktorial, seperti status gizi dan aktivitas fisik. Tanda atau gejala umum dari kelelahan di antaranya menggosok mata, menguap, gelisah, mudah marah, mengantuk, dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara status gizi dan aktivitas fisik dengan tingkat kelelahan kerja di kalangan pekerja warehouse. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan sampel sebanyak 41 yang dipilih melalui purposive sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) dan Swedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI) serta pengukuran status gizi. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-Square untuk mengevaluasi hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 29,3% karyawan memiliki status gizi lebih, 68,3% karyawan mempunyai aktivitas fisik tingkat tinggi, 39%, dan 70,7% karyawan mengalami kelelahan tingkat sedang. Hasil uji hubungan menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara status gizi (p=0,032) dan aktivitas fisik (p=0,038) dengan kelelahan kerja. Kesimpulannya, status gizi dan aktivitas fisik memiliki berpengaruh signifikan dengan kelelahan kerja. Temuan ini menunjukkan pentingnya program kesehatan kerja yang memantau status gizi dan tingkat aktivitas fisik pekerja untuk mengurangi kelelahan kerja. Pelaksanaan penilaian gizi secara rutin serta promosi aktivitas fisik yang seimbang dapat membantu menjaga produktivitasnya dan kesejahteraan pekerja
Copyrights © 2025