Teh putih adalah salah satu jenis teh dengan kandungan polifenol yang tinggi. Senyawa polifenol sudah terbukti memiliki banyak khasiat untuk kesehatan, seperti sebagai agen sitotoksik. Polifenol teh putih bersifat hidrofil sehingga memiliki keterbatasan dalam menembus membran lipid. Sistem fitosom diketahui dapat membantu meningkatkan permeasi membran dari fitokonstituen yang bersifat hidrofilik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan formula fitosom yang optimum mengandung ekstrak teh putih serta mengetahui karakteristik fitosom yang dihasilkan. Teh putih diekstraksi dengan metode refluks menggunakan etanol 70%. Terhadap ekstrak dilakukan pengukuran kadar polifenol total dengan metode Follin-Ciocalteu. Ekstrak selanjutnya dikembangkan menjadi sistem fitosom menggunakan metode hidrasi lapis tipis, dengan variasi perbandingan ekstrak dan fosfatidilkolin. Hasil penelitian menunjukkan formula terbaik untuk fitosom teh putih diperoleh pada perbandingan ekstrak dan fosfatidilkolin (2:3), dengan nilai efisiensi penjerapan sebesar 91,31 % ± 0,29, ukuran partikel sebesar 423,67 ± 3,88 nm, indeks polidispersitas sebesar 0,50 ± 0,07, dan potensial zeta sebesar -25,20 ± 14,50 mV. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak teh putih telah berhasil dikembangkan menjadi sistem fitosom dengan karakteristik yang baik. Penelitian lanjutan terkait pengaruh pengembangan fitosom teh putih pada aktivitas sitotoksis perlu dilakukan.
Copyrights © 2025