Penerjemahan teks etnografis Arab–Indonesia, khususnya pada arti budaya seperti الضيافة في ثقافة نجد (Keramahan dalam Budaya Najd), menuntut lebih dari sekadar keahlian bahasa. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif–deskriptif dengan desain studi kasus untuk mengidentifikasi strategi penerjemahan budaya, termasuk domestikasi, foreignisasi, modulasi, adaptasi, dan eksplisitasi. Analisis terhadap teks sumber dan terjemahannya menunjukkan bagaimana penerjemah menjembatani disparitas nilai antara budaya Arab dan Indonesia, menjaga keseimbangan antara kesetiaan pada makna asli (faithfulness) dan keterbacaan (acceptability). Tantangan ideologis muncul dalam menghadapi istilah berlapis makna, misalnya كرم الضيافة, di mana penerjemah berperan sebagai mediator budaya. Temuan menunjukkan bahwa pendekatan interdisipliner menggabungkan linguistik, antropologi, dan kajian budaya sangat penting untuk menjaga kedalaman makna dan nuansa simbolik budaya. Pembelajaran penerjemahan harus menekankan kompetensi interkultural agar hasil terjemahan tidak hanya akurat secara bahasa, tetapi juga mampu membangun dialog lintas budaya yang inklusif dan reflektif.
Copyrights © 2025