Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Isti'arah At-Tashrihiyyah Wal-Makniyyah, Isti'arah Al-Ashliyyah Wat-Taba'iyyah: Analisis Konseptual Dan Retoris Dalam Teks Arab Klasik Dan Modern Nabil Eka Nurfazri; Muhammad Luthfi Ardiansyah
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 5 (2025): MEI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas isti‘arah sebagai salah satu jenis majaz dalam ilmu balaghah Arab secara menyeluruh, dengan penekanan khusus pada empat jenis utama isti‘arah: tashrīḥiyyah, makniyyah, ashliyyah, dan taba‘iyyah. Kajian ini menyelidiki berbagai konteks kebahasaan, seperti teks Al-Qur'an, syair klasik, dan wacana sufistik, serta struktur semantik, simbolisme, dan fungsi retoris masing-masing isti'arah. Isti'arah secara implisit memperkuat pesan moral dan emosional selain memperindah gaya bahasa melalui imajinasi simbolik. Tulisan ini menunjukkan bagaimana isti'arah menjadi alat penting dalam komunikasi persuasif, penggugah batin, dan refleksi yang dalam dengan menggunakan analisis kontekstual dan pendekatan semiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isti‘arah adalah alat retoris yang menentukan kedalaman makna dan kekuatan ekspresif teks lebih dari sekedar ornamen linguistik.
Idghām Sebagai Fenomena Fonologis Dalam Shorof: Tinjauan Teoretis Dan Aplikatif Pada Kitab Alfiyah Ibn Mālik Nabil Eka Nurfazri
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 6 (2025): JUNI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji fenomena idgham sebagai bagian integral dari sistem fonologi dan morfologi dalam bahasa Arab, dengan menitikberatkan pada penerapannya dalam ilmu shorof serta keterkaitannya dengan bait-bait Alfiyah Ibn Malik. Latar belakang kajian ini adalah terbatasnya integrasi pendekatan fonetik dan morfologis dalam studi idgham, yang selama ini cenderung dipisahkan dalam ruang lingkup tajwid dan fikih ibadah. Rumusan masalah meliputi bagaimana konsep idgham dipahami dalam fonologi Arab, peran ilmu shorof dalam proses fonetik, serta bagaimana Alfiyah menjembatani keduanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dengan metode studi pustaka, mengacu pada teks klasik seperti Syarh Ibn Aqil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa idgham berfungsi tidak hanya sebagai alat efisiensi artikulasi, tetapi juga sebagai mekanisme morfofonemik dalam derivasi kata, terutama dalam pola fi'il mazid seperti افتعل, تفعّل, dan استفعل. Secara praktis, temuan ini memiliki kontribusi signifikan dalam pendidikan bahasa Arab, khususnya dalam menyusun metode pembelajaran shorof berbasis fonologi struktural dan media digital interaktif.
DINAMIKA PENERJEMAHAN BUDAYA: STUDI KASUS TEKS ETNOGRAFIS ARAB DALAM KONTEKS INDONESIA Nabil Eka Nurfazri; Muhammad Luthfi Ardiansyah; Akmaluddin Akmaluddin
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 6 (2025): JUNI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerjemahan teks etnografis Arab–Indonesia, khususnya pada arti budaya seperti الضيافة في ثقافة نجد (Keramahan dalam Budaya Najd), menuntut lebih dari sekadar keahlian bahasa. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif–deskriptif dengan desain studi kasus untuk mengidentifikasi strategi penerjemahan budaya, termasuk domestikasi, foreignisasi, modulasi, adaptasi, dan eksplisitasi. Analisis terhadap teks sumber dan terjemahannya menunjukkan bagaimana penerjemah menjembatani disparitas nilai antara budaya Arab dan Indonesia, menjaga keseimbangan antara kesetiaan pada makna asli (faithfulness) dan keterbacaan (acceptability). Tantangan ideologis muncul dalam menghadapi istilah berlapis makna, misalnya كرم الضيافة, di mana penerjemah berperan sebagai mediator budaya. Temuan menunjukkan bahwa pendekatan interdisipliner menggabungkan linguistik, antropologi, dan kajian budaya sangat penting untuk menjaga kedalaman makna dan nuansa simbolik budaya. Pembelajaran penerjemahan harus menekankan kompetensi interkultural agar hasil terjemahan tidak hanya akurat secara bahasa, tetapi juga mampu membangun dialog lintas budaya yang inklusif dan reflektif.