Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima penghargaan sebagai universitas dengan jumlah permohonan paten tertinggi pada 2019 dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) dan masuk 10 besar perguruan tinggi dengan paten terbanyak di Indonesia selama 1991–2023. Namun, komersialisasi paten masih terbatas. Faktor seperti motivasi dan pengetahuan inventor, serta peran Technology Transfer Office (TTO), memengaruhi proses komersialisasi tersebut. TTO berfungsi sebagai penghubung antara inventor dan pasar, serta memberikan dukungan manajemen kekayaan intelektual. Penelitian ini menganalisis pengaruh motivasi dan pengetahuan inventor terhadap intensi komersialisasi paten di UGM, dengan mempertimbangkan peran moderasi TTO. Pendekatan kuantitatif deskriptif digunakan, melibatkan 87 inventor bidang farmasi melalui kuesioner. Data dianalisis dengan metode Structural Equation Modeling (SEM) berbasis Partial Least Squares (PLS) menggunakan SmartPLS versi 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi (koefisien jalur = 0,177; p = 0,047) dan pengetahuan (koefisien jalur = 0,517; p = 0,000) berpengaruh positif signifikan terhadap intensi komersialisasi paten. Peran TTO sebagai moderator memperlemah hubungan motivasi terhadap intensi (koefisien jalur = -0,238; p = 0,003), tetapi memperkuat hubungan pengetahuan terhadap intensi (koefisien jalur = 0,206; p = 0,002). Kesimpulannya, motivasi dan pengetahuan inventor penting, dengan peran dinamis TTO dalam proses komersialisasi paten.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025