Penambangan timah di Bangka Belitung telah berlangsung lebih dari satu abad dan menjadi salah satu penyumbang utama devisa daerah, mencapai 2,29 miliar USD atau lebih dari 80% total ekspor provinsi. Di perairan Matras, aktivitas ini dilakukan menggunakan Kapal Isap Produksi (KIP) untuk mengeruk material dari dasar laut yang kemudian dicuci, menghasilkan tailing yang berpotensi mencemari lingkungan perairan. Penelitian pada Maret 2025 di Pantai Matras, Kecamatan Sungai Liat, bertujuan menganalisis pola sebaran sedimen akibat operasi KIP serta meninjau alternatif metode penambangan yang lebih berkelanjutan. Hasil pemodelan numerik menggunakan perangkat lunak MIKE21 (modul FM dan MT) menunjukkan bahwa distribusi Total Suspended Solid (TSS) dipengaruhi oleh musim dan pasang surut, dengan konsentrasi berkisar antara 0,020–0,024 kg/m³ pada Musim Timur dan meningkat menjadi 0,026–0,028 kg/m³ selama Musim Barat, dengan arah dominan sebaran ke selatan saat pasang. Data lapangan menunjukkan TSS antara 2–46 mg/L, sedangkan karakteristik sedimen didominasi oleh partikel halus dengan proporsi 44,69% hingga 70,95%. Untuk meminimalkan dampak penyebaran TSS, pendekatan teknis diterapkan melalui pemisahan lokasi pengerukan dan pencucian, yaitu dengan menempatkan Floating Washing Plant (FWP) di area pesisir. Tailing dari FWP dapat ditangani melalui pembuangan laut terkontrol, pembangunan kolam penampungan dengan struktur tanggul batu granit dan geotube, atau pemanfaatan lanjutan sebagai bahan reklamasi maupun sumber mineral ikutan bernilai seperti zirkon, ilmenit, dan kuarsa—seluruh strategi ini mendukung penerapan praktik pertambangan yang ramah lingkungan dan berorientasi pada keberlanjutan.
Copyrights © 2025