<![CDATA[Kakao merupakan komoditas strategis dengan kontribusi ekonomi yang signifikan, namun produksinya menghasilkan limbah kulit buah mencapai 70% dari total bobot, memerlukan pengelolaan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi limbah kulit buah kakao (KBK) di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, meliputi analisis lignoselulosa dan unsur hara, karakterisasi hasil pirolisis, dan studi potensi sebagai bahan dasar biofertilizer. Hasil analisis lignoselulosa menunjukkan kandungan lignin pada KBK Kabupaten Luwu 64,72% lebih besar dibandingkan KBK dari Kabupaten Polman 60,67% dan KBK Kab Wajo sebesar 34,06%, serta Kab Sidrap sebesar 44,11%. Analisis GC-MS menunjukkan bahwa senyawa utama yang ditemukan dari asap cair hasil pirolisis dari keempat wilayah adalah asam asetat dengan konsentrasi tertinggi di semua sampel, yang menunjukkan dominasi senyawa asam organik dalam produk pirolisis. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan bahwa arang aktif kulit buah kakao memiliki struktur semi-kristalin, yang mendukung kapasitas adsorpsi dan pelepasan nutrisi secara bertahap di dalam tanah. Analisis EDS mengungkapkan komposisi unsur yang kaya, dengan kandungan karbon sebesar 36,58%, oksigen 52,21%, serta elemen hara penting seperti kalium (3,33%), magnesium (0,38%), fosfor (0,17%), dan silikon (0,47%). Kandungan karbon organik yang tinggi dan keberadaan nutrisi makro dan mikro mendukung nilai agronomisnya untuk meningkatkan kesuburan tanah. Potensi kulit buah kakao sebagai biofertilizer semakin diperkuat dengan sifatnya yang ramah lingkungan dan dapat meningkatkan keberlanjutan pertanian. Hasil ini menunjukkan bahwa kulit buah kakao tidak hanya sebagai limbah pertanian tetapi juga memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai bahan dasar pupuk organik. Konversi menjadi produk seperti biochar atau bio-compost dapat meningkatkan efektivitasnya dalam mendukung produktivitas tanaman.]]>
Copyrights © 2025
