Jeruk (Citrus sp.) merupakan buah subtropis yang berasal dari Asia, terutama India hingga Cina. Jeruk dapat beradaptasi di Indonesia bahkan dapat menjadi spesies unggul regional. Kulit jeruk biasanya hanya dibuang begitu saja sebagai sampah. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut, kulit jeruk dapat diekstrak menjadi minyak atsiri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis pengeringan terhadap karakteristik minyak atsiri kulit jeruk keprok terigas. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan jenis pengeringan sebagai faktor perlakuan. Jenis pengeringan yang digunakan adalah microwave 180 watt, microwave 270 watt, dehydrator 6 jam, dehydrator 8 jam. Sampel tanpa pengeringan juga disiapkan sebagai sampel kontrol. Penelitian ini dilakukan di Balitjestro, Batu, mulai bulan November 2021 sampai dengan Juni 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pengeringan berpengaruh terhadap karakteristik minyak atsiri kulit jeruk keprok pada parameter rendemen, berat jenis, kelarutan dalam alkohol, bilangan asam, bilangan ester, indeks bias, putaran optik, dan warna, sedangkan pada aroma tidak berpengaruh nyata. Berdasarkan karakteristik minyak, perlakuan pengeringan dehidrator selama 8 jam menunjukkan karakteristik yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hasil GCMS menunjukkan bahwa minyak dengan perlakuan pengeringan dehidrator selama 8 jam memiliki kandungan senyawa limonene sebesar 93,071%, beta-myrcene sebesar 3,719%, dan trans-geraniol sebesar 3,210%.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024