Mahasiswa kedokteran dituntut untuk menguasai banyak materi dan keterampilan dalam waktu terbatas. Self-regulated learning (SRL) penting karena membantu mereka belajar secara mandiri, menetapkan tujuan, memantau kemajuan dan mengevaluasi hasil belajar. Kemampuan ini mendukung kemandirian, adaptasi dan kesiapan menjadi pembelajar sepanjang hayat dalam dunia medis yang terus berkembang. Oleh karena itu, mahasiswa perlu beradaptasi dengan mengarahkan serta mengatur perilaku dan tindakannya dalam konteks belajar yang disebut dengan Self-regulated learning (SRL). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Self-regulated learning. Mahasiswa klinik Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Angkatan 2020-2022. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif bersifat analitik dengan rancangan cross-sectional dan teknik total sampling sebagai pengambilan sampel dengan total responden sebanyak 134 orang. Alat ukur yang digunakan adalah Self-regulated Questionnaire (SRQ) yang telah dimodifikasi. Analisis data bivariat menggunakan Statistical Package for the Social (SPSS) dengan uji chi square. Nilai SRL dikategorikan menjadi kelompok tinggi dan rendah berdasarkan nilai median (74). Diperoleh 65% responden dengan skor SRL tinggi dan 69% skor SRL rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin (p=0,127), Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) preklinik (p=0,570), waktu belajar (p=0,492) dan tempat tinggal (p=0,468) dengan SRL. Penelitian ini dapat disimpulkan SRL tidak memiliki hubungan signifikan dengan jenis kelamin, IPK preklinik, waktu belajar dan tempat tinggal mahasiswa klinik FK Unpatti. Self-regulated learning (SRL) penting dalam pendidikan kedokteran karena mendorong mahasiswa belajar mandiri, reflektif dan bertanggung jawab. SRL membantu mereka lebih siap menghadapi tantangan klinis dan mendukung pembelajaran sepanjang hayat yang esensial dalam profesi medis.
Copyrights © 2025