Anak-anak memiliki organ tubuh yang belum berfungsi optimal, sehingga rentan terhadap penyakit seperti bronkopneumonia. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan dengan gejala mulai dari batuk, pilek, demam hingga sesak napas hebat. Ketidakmampuan membersihkan sekret pada saluran napas menjadi salah satu masalah utama. Intervensi seperti fisioterapi dada telah digunakan untuk membantu membersihkan saluran napas dan mencegah komplikasi pada pasien anak dengan bronkopneumonia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksperimen dengan desain one group pre-post test. Sebanyak 18 responden, anak berusia 6-12 tahun dengan diagnosa bronkopneumonia, dipilih menggunakan rumus Slovin. Data dikumpulkan di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo, dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas. Uji statistik menggunakan paired sample t-test untuk menganalisis pengaruh fisioterapi dada terhadap kondisi pasien. Analisis univariat menunjukkan bahwa sebelum intervensi, semua pasien (100%) mengalami suara napas tambahan, tidak mampu mengeluarkan sputum, dan batuk. Setelah intervensi, terjadi peningkatan signifikan, yaitu suara napas tambahan berkurang (38.9% tidak ada), kemampuan mengeluarkan sputum meningkat (94.4% mampu), dan batuk berkurang (44.4% tidak ada). Analisis bivariat menunjukkan p-value signifikan pada semua variabel: suara napas tambahan (p=0.004), kemampuan mengeluarkan sputum (p=0.000), dan batuk (p=0.002), menunjukkan pengaruh fisioterapi dada yang signifikan. Fisioterapi dada efektif dalam mengatasi ketidakefektifan bersihan jalan napas pada anak usia 6-12 tahun dengan bronkopneumonia. Intervensi ini dapat menjadi langkah penting dalam meningkatkan kesehatan pernapasan anak dengan bronkopneumonia.
Copyrights © 2025