Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masih menjadi persoalan kompleks di balik sakralitas perkawinan yang ideal dalam Islam. Budaya Melayu yang kental dengan nilai-nilai Islam menjadikan rasa malu sebagai bagian integral dari kehidupan sosial, khususnya dalam menjaga marwah perempuan sebagai penjaga keharmonisan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana karakter malu yang melekat pada perempuan Melayu dapat berperan dalam mencegah KDRT serta membangun ketahanan rumah tangga. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen, kemudian dianalisis secara induktif-deduktif dalam kerangka fenomenologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai malu dalam budaya Melayu bukan sekadar etika sosial, tetapi juga merupakan bentuk manifestasi keimanan yang mendorong perempuan untuk menjaga kehormatan, menghindari konflik terbuka, dan menyelesaikan masalah secara musyawarah. Namun demikian, rasa malu yang tidak dibarengi dengan literasi hukum dan keberanian bertindak dapat menjadi penghambat perlindungan diri. Oleh karena itu, edukasi terhadap perempuan Melayu menjadi faktor penting dalam memperkuat peran mereka dalam pencegahan KDRT, sekaligus menjadi pilar pembentuk keluarga yang aman, damai, dan bermartabat.
Copyrights © 2025