Suku Batak Toba membangun kekerabatan melalui sistem marga dan tradisi martarombo, yaitu proses penelusuran silsilah untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Tradisi ini sangat penting bagi mahasiswa perantau Batak Toba di Bandar Lampung sebagai sarana pelestarian identitas budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses komunikasi interpersonal mahasiswa perantau Batak Toba di Bandar Lampung dalam tradisi martarombo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Keabsahan data dipastikan melalui triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran sebagai pengirim dan penerima dalam martarombo bersifat fleksibel, dipengaruhi oleh pemahaman budaya, keberanian memulai interaksi, dan dorongan emosional. Proses komunikasi berlangsung baik secara verbal maupun nonverbal melalui pertukaran informasi tentang marga dan silsilah, disertai dengan gestur seperti jabat tangan dan senyuman. Saluran komunikasi yang digunakan meliputi interaksi tatap muka dan media daring yang beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Umpan balik diberikan secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal, yang memperkuat ikatan kekerabatan. Keberhasilan komunikasi dipengaruhi oleh pengalaman, minat, kemampuan berbahasa Batak, dan partisipasi aktif dalam percakapan. Martarombo tetap menjadi media penting untuk membangun solidaritas dan menegakkan nilai-nilai etika berdasarkan prinsip Dalihan Na Tolu. Siswa menyadari pentingnya melestarikan tradisi ini.Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Mahasiswa, Martarombo, Migran, Suku Batak Toba.
Copyrights © 2025