Petani kubis di Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak saat musim panen raya tiba cenderung meninggalkan dan membiarkan sisa panen tanaman kubis yaitu daun (rempelan) kubis di lahan sampai menumpuk. Permasalahan limbah hasil pertanian masih menjadi kendala di tingkat petani dan perlu adanya kesadaran diri petani untuk pengelolaan teknologi guna memanfaatkan limbah kubis. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis dekriptif dan regresi linier berganda untuk mengetahui karakteristik petani yang memengaruhi respons terhadap pengolahan limbah sayur. Responden penelitian sebanyak 54 orangdiambil dengan teknik propotional random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Pendidikan Nonformal dan Kekosmopolitan berpengaruh signifikan terhadap respons petani dalam pengolahan limbah sayur dengan nilai Pendidikan Non Formal nilai thitung sebesar 3.184 dan nilai signifikansi 0.003 ( < 0,05) dan Kekosmopolitan dengan nilai thitung sebesar 2.102 dan nilai signifikansi 0.041 ( < 0.05). Sebaliknya, variabel usia, pengalaman bertani, akses informasi, dan partisipasi kelompok tani tidak menunjukkan pengaruh signifikan secara statistik. Temuan ini memberikan manfaat tentang pemahaman mendalam mengenai karakteristik petani yang memengaruhi teknologi pengolahan limbah, serta dapat menjadi dasar program penyuluhan dan pelatihan yang tepat sasaran. Respons petani terhadap pengolahan limbah sayur dipengaruhi oleh beberapa karateristik yaitu Pendidikan Nonformal dan Kekosmopolitan yang berpengaruh secara signifikan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025