Latar belakang: Pemberdayaan ekonomi perempuan melalui kewirausahaan semakin diakui sebagai strategi efektif dalam mendorong pembangunan inklusif dan pengurangan ketimpangan gender, terutama di negara berkembang. Meskipun terdapat banyak intervensi kebijakan dan program pemberdayaan, perempuan masih menghadapi berbagai hambatan struktural, termasuk keterbatasan akses terhadap modal, dominasi norma budaya patriarkal, serta peran gender yang kaku. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mensintesis faktor-faktor penentu keberhasilan dan hambatan dalam pemberdayaan ekonomi perempuan melalui kewirausahaan Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan Systematic Literature Review (SLR) dengan mengacu pada protokol PRISMA. Literatur diperoleh dari database ilmiah internasional seperti Scopus dan Google Scholar, menggunakan kata kunci “women entrepreneurship,” “empowerment,” “microfinance,” “gender roles,” dan “social capital.” Artikel yang relevan kemudian diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan dianalisis secara tematik. Hasil penelitian: peran lembaga keuangan mikro, pelatihan kewirausahaan yang kontekstual, serta pemanfaatan teknologi digital berkontribusi positif terhadap peningkatan kapasitas ekonomi dan sosial perempuan. Namun, realitas di tingkat lokal menunjukkan bahwa agensi perempuan masih dibatasi oleh struktur sosial yang tidak setara. Konsep restricted agency menggambarkan keterbatasan perempuan dalam membuat keputusan kewirausahaan secara otonom akibat tekanan institusional dan norma budaya. Digitalisasi memberikan peluang baru, namun kesenjangan infrastruktur dan literasi digital tetap menjadi tantangan signifikan. Kesimpulan: pemberdayaan ekonomi perempuan tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial dan budaya yang melingkupinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan multidimensi yang mengintegrasikan aspek finansial, sosial, digital, dan institusional secara inklusif dan berkelanjutan, guna menciptakan ekosistem kewirausahaan perempuan yang adil dan transformatif.
Copyrights © 2025