Pasir zirkon dapat dihasilkan dari pemurnian pasir puya. Pasir zirkon berpotensi untuk dimanfaatkan dalam proses adsorpsi fosfat bila diproses lebih lanjut. Modifikasi zirkonium dengan penambahan sulfat ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengadsorpsi fosfat. Pembuatan zirkonia tersulfatasi (ZrO2-SO4) dilakukan melalui dua tahapan, yakni sintesis zirkonia dari pasir puya dan proses sulfatasi pada zirkonia hasil sintesis. Sintesis zirkonia dari pasir zirkon melalui proses alkali fusi, pencucian, pengeringan dan pelindian asam, serta ekstraksi partikel zirkon melalui pencampuran dengan ammonia, filtrasi, pengeringan dan kalsinasi. Proses sulfatasi melalui tahapan pencampuran zirkonia hasil sintesis dengan ammonium sulfat, pemanasan dan pencucian. Zirkonia tersulfatasi (ZrO2-SO4) dikarakterisasi dengan Fourier Transform Infra Red (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD), dan Surface Area Analyzer (SAA). Hasil analisis FTIR menunjukkan bilangan gelombang 435,86; 477,70; dan 535,22 cm-1 yang merupakan vibrasi ulur asimetris Zr-O-Zr, bilangan gelombang 1057,32; 1140,30; dan 1214,18 cm-1 yang merupakan vibrasi ulur asimetris dari gugus S-O, dan vibrasi ulur simetris S=O, serta bilangan gelombang 3432,86 dan 1636,76 cm-1 yang merupakan vibrasi ulur dan tekuk dari O-H. Hasil analisis XRD menunjukkan puncak serapan ZrO2-SO4 pada sudut 2θ 30,5232o; 35,2931o; 44,6259o; 50,7699o ; dan 60,5944o yang memiliki % intensitas relatif berturut-turut 100; 15,86; 14,96; 43,19; dan 22,28%. Zirkonia tersulfatasi (ZrO2-SO4) memiliki luas permukaan 167,535 m2/g, volume pori 0,20 cc/g dan diameter pori 2,39 nm. Zirkonia tersulfatasi (ZrO2-SO4) mempunyai kemampuan adsorpsi yang baik terhadap fosfat dalam larutan, dengan kapasitas sebesar 22,78 mg/g).
Copyrights © 2025