Program keluarga berencana (KB) di Indonesia sekarang lebih ditekankan pada penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dibandingkan dengan metode kontrasepsi jangka pendek (non-MKJP). Hal ini dikarenakan MKJP paling efektif dalam menurunkan angka kelahiran dan mengatur jarak kelahiran Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan metode kontrasepsi yang mempunyai tingkat efektivitas tinggi. Metode ini antara lain implan, Intra Uterine Device (IUD), Metode Operasi Wanita (MOW) atau tubektomi dan Metode Operasi Pria (MOP) atau vasektomi. Kecenderungan pasangan usia subur untuk memilih metode non MKJP masih tinggi meskipun dengan potensi kegagalan kontrasepsi yang besar, baik dikarenakan penggunaan yang salah ataupun pemakaian yang tidak teratur dan efek samping yang membuat tidak nyaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi rendahnya minat WUS terhadap penggunaan MKJP. Metode peneltian ini menggunakan observasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh WUS KB Aktif sebanyak 3.111 responden dengan sampel sebanyak 100 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa variabel pengetahuan berpengaruh terhadap pengguanan MKJP (p value 0,000), dan variabel dukungan suami juga berpengaruh terhadap penggunaan MKJP (p value 0,003). Kesimpulan Tenaga kesehatan juga Kader KB perlu meningkatkan pelayanan khusus berupaya Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terkait berbagai jenis metode kontrasepsi khususnya MKJP. Pemberian informasi yang benar berkaitan MKJP sangat diperlukan agar masyarakar bisa memahami dengan baik tentang MKJP.
Copyrights © 2025